BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1.1 Puerperium
adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal,
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari yang meliputi 2 kejadian penting yaitu
involutio uterus dan proses laktasi.
(IBG Manuaba, 1998:190)
2.1.2 Masa nifas (puerperium) adalah
masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan.
(Depkes
RI, 2004:176)
2.1.3 Puerperium merupakan masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan
berlangsung selama 6 minggu.
(Sarwono
Prawirohardjo, 2000)
2.1.4 Masa nifas adalah masa
setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Kapita
Selekta Jilid I, 2001:316)
2.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas
2.2.1 Involusi Rahim
Setelah
placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan relaksi otot-otot. Fundus uteri
3 jari bawah pusat, selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang,
tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke –10
tidak teraba lagi dari luar. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,
karena cytoplasmanya yang berlebihan
dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolisis, zat protein dinding rahim
dipecah, diabsorbsi dan dibuang dengan air kencing.
2.2.2 Involusi
Tempat Placenta
Setelah persalinan tempat
placenta merupakan tempat dengan permukaan besar, tidak rata dan kira- kira
sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas placenta mengandung pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan
menjadi parut. Tetapi luka bekas placenta tidak meninggalkan parut. Hal ini
disebabkan karena luka dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru ditambah permukaan luka.
2.2.3 Perubahan
Pembuluh Darah
Dalam kehamilan, uterus banyak pembuluh-pembuluh
darah yang besar, tetapi karena setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus
mengecil lagi dalam masa nifas.
2.2.4 Perubahan
Pada Serviks Dan Vagina
Beberapa hari setelah
persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari. Pinggir-pinggirnya
tidak rata tetapi retak-retak karena
robekan dalam persalinan. Pada serviks
terbentuk sel-sel otot baru hipersalifasi ini dan karena terakhir retraksi dari servik robekan serviks
menjadi sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum tidak
serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih
besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama
pada pinggir sampingnya. Vagina yang
sangat regang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke-3 pada masa nifas
rugae mulai tampak kembali.
2.2.5 Dinding
Perut dan Peritonium
Setelah persalinan
dinding perut longgar karena diregang
begitu lama. Tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
2.2.6 Laktasi
Masing-masing buah dada
terdiri dari 15-24 lobi yang terletak terpisah satu sama yang lain oleh
jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini.
Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu. Saluran ini disebut
duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu dimana masing-masing
bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan. Pada waktu itu buah
dada belum mengandung susu melainkan colostrum yang dikeluarkan dengan memijat
areola mamae.
2.2.7 Lochea
Adalah cairan/sekret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina dalam masa nifas.
2.2.7.1 Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekanium selama 2
hari pasca persalinan.
2.2.7.2 Lochea Sanguinolenta
Berisi darah berwarna merah kuning
dan lendir. Hari ke 3-7 pasca persalinan.
2.2.7.3 Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
2.2.7.4 Lochea Alba
Cairan putih selama 2 minggu.
2.3 Perubahan
Sistem Tubuh lainnya
2.3.1 Suhu
Badan
Suhu badan pasca persalinan
dapat naik lebih dari 0,5°C dari keadaan normal. Tetapi tidak lebih dari 39°C
sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya suhu badan kembali normal.
Bila lebih dari 38°C kemungkinan ada infeksi.
2.3.2 Nadi
Nadi umumnya 60-80 x/menit
dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas
mungkin ada perdarahan berlebihan/penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut
nadi lebih labil dibanding suhu badan.
2.3.3 Sistem
Perkemihan dan Buang Air Besar
Miksi harus secepatnya dapat
dilakukan sendiri. Bila kandung kemih dapat dilakukan kateterisasi. Untuk mengistirahatkan otot-otot kandung kencing
sehingga kelancaran kedua sistem tersebut berlangsung dengan baik BAB harus
dilakukan setelah 2 hari PP.
2.3.4 Sistem
Muskulosceletal
2.3.4.1 Terjadi penurunan tonus otot secara bertahap
2.3.4.2 Kelahiran bayi sering menimbulkan trauma
musculo pubococygeal dan sfingter mayor pubis.
2.3.4.3 Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki
®
ketegangan otot dan penggunaan tenaga.
2.3.5 Sistem
Kardiovaskuler
2.3.5.1 Secara bertahap akan kembali normal ®
cardiac output 2-9 hari akan kembali seperti sebelum hamil.
2.3.5.2 Setelah satu minggu post partum volume darah
akan kembali stabil.
2.4 Perubahan
Psikologi Masa Nifas
2.4.1 Peran
sebagai Ibu
2.4.1.1 Teori Reva Rubin
Penekanan teori rubin ®
pencapaian peran ibu. Seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui
serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan. Pencapaian peran ibu dimulai
selama hamil sampai 6 bulan setelah persalinan.
2.4.1.2 Teori Ramonat T Marcer
Penekanan ® stres ante partum dan
pencapaian peran ibu. Menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru
yang membutuhkan pemikiran dan pengenalan yang lengkap tentang diri sendiri.
Step dalam pelaksanaan peran ibu.
a. Antisipatori
Yaitu
masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian sosial dan psikologi terhadap peran
barunya dengan mempelajari apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b. Formal
Yaitu dimulai dengan peran
sesungguhnya seorang ibu.
c. Informal
Yaitu ibu mampu menemukan
jalan yang baik untuk melaksanakan peran
seorang ibu.
d. Personal
Yaitu wanita yang telah mahir
dalam melaksanakan perannya.
2.4.1.3 Teori Jean Ball
Penekanan ® agar ibu mampu
melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik
fisik dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan teori ini
terbentuk 3 element :
1. Pelayanan
maternitas
2. Pandangan
masyarakat terhadap keluarga
3. Support
terhadap kepribadian wanita
2.4.1.4 Bainding dan A. Hachment
1. Menurut
Nelson (1986)
- Banding = dimulainya interaksi emosi sensorik, fisik antara orangtua dan bayi segera setelah lahir.
- Attachment = ikatan efektif yang terjadi diantara individu
(pencurahan perhatian, hubungan emosi dan fisik yang akrab).
2. Benner
dan Brown (1989)
- Bounding = terjadi hubungan orangtua dan bayi sejak awal
kehidupan.
- Attachment = pencurahan kasih sayang diantara individu.
2.5 Program
dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4x
kunjungan masa nifas dilakukan
untuk menilai status ibu dan bayi dan
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi
Kunjungan |
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
- Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
- Memberikan konseling pada ibu/salah satu
anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
- Pemberian ASI awal
- Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi
|
|
2
|
6
hari setelah persalinan
|
- Memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,
perdarahan abornomal, tidak ada bau
- Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-hari
|
3
|
2
minggu setelah persalinan
|
- Sama seperti kunjungan ke-2
- Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang ibu/bayi alami
|
4
|
6
minggu setelah persalinan
|
- Memberikan konseling untuk program KB secara dini
|
2.6 Tanda-tanda
Bahaya Masa Nifas
2.6.1 Perdarahan
Pervaginam Banyak dan Menggumpal
2.6.1.1 Kurang 24 jam PP, penyebabnya:
1. Sisa
uri
2. Kontraksi
lemah/inertia uteri
3. Perdarahan
karena luka jalan lahir
2.6.1.2 Lebih dari 24 jam PP penyebabnya adalah sisa uri
2.6.2 Lochia
Berbau
Kemungkinan penyebab: koprostatis
(lochea yang tertimbun pada vagina)
2.6.3 Payudara
yang berubah menjadi merah, panas dan terasa nyeri
2.6.3.1 Bendungan Payudara
- Suhu
tidak lebih dari 38,5°C
- Terjadi
dalam minggu-minggu pertama PP
2.6.3.2 Mastitis
- Suhu
lebih dari 38,5°C
- Terjadi
pada minggu ke-2 PP
- Bengkak,
keras, kemerahan, nyeri tekan
2.6.4 Demam
Kemungkinan penyebab:
- Febris
puerpuralis
- Mastilitis
- Flegmasia
Alba Dolens
2.6.5 Rasa
Sakit Waktu BAK, Kemungkinan Penyebab Sistitis
Gejala : - kencing sakit
- daerah atas sympisis
nyeri tekan
2.6.6 Rasa
sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya.
2.6.7 Kehilangan
nafsu makan dalam waktu yang lama
2.6.8 Sakit
kepala yang terus menerus, nyeri epigastitik
2.7 Kebutuhan
dasar ibu nifas
2.7.1 Istirahat
2.7.1.1 Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2.7.1.2 Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa
perlahan-lahan.
2.7.1.3 Menyarankan ibu untuk tidur siang.
2.7.1.4 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal:
1. Mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat
proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
2.7.2 Personal
Higiene
2.7.2.1 Menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh
tubuh
2.7.2.2 Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air
2.7.2.3 Menyarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 2 kali sehari
2.7.2.4 Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
2.7.2.5 Nasehati ibu untuk membersihkan dari setiap kali BAB atau BAK.
2.7.2.6 Jika ibu mempunyai luka episiotomi/laserasi sarankan
pada ibu untuk menghindari menyentuh
daerah luka.
2.7.3 Nutrisi
2.7.3.1 Konsumsi 500 kalori tiap hari
2.7.3.2 Makanan dengan diit seimbang untuk dapat protein, vitamin dan mineral yang
cukup.
2.7.3.3 Minum air putih ± 3 liter setiap hari
2.7.3.4 Minum pil penambah darah selama 40 hari pasca
persalinan.
2.7.4 Perawatan
Payudara
2.7.4.1 Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2.7.4.2 Memakai bra yang menopang
2.7.4.3 Bila puting susu lecet, oleskan ASI yang
keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui
2.7.4.4 Bila lecet berat istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan
diminimkan dengan memakai sendok.
2.7.4.5 Bila payudara bengkak akibat bendungan ASI
kompres payudara dengan kain basah dan hangat selama 5-10 menit.
2.7.5 Hubungan
Secara fisik aman untuk berhubungan suami istri begitu darah yang
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu
siap.
2.8 Pengawasan
Akhir Kala Nifas
Pemeriksaan akhir kala nifas
(post partum) sangat penting karena
dapat digunakan untuk melakukan
pemeriksaan khusus sebagai berikut:
2.8.1 Melakukan
pemeriksaan pap smear untuk mencari
kemungkinan kelainan stilogi sel servik/sel endometrium
2.8.2 Menilai
seberapa jauh involusi uteri
2.8.3 Melakukan
pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan post partum
2.8.4 Mempersiapkan
untuk menggunakan metode KB.
2.9 Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang
diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya
dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen
kebidanan
1. Manajemen
Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
Ø
Proses pemecahan masalah
Ø
Digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Ø
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Ø
Untuk
pengambilan suatu keputusan
Ø
Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
II. Menginterpretasikan
data untuk mengidentifikasi diagnosa
atau masalah.
III. Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan
langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi
keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses
untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.
* Langkah
1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini
berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data
subjektif adalah yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
* Langkah
III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah
IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan
usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Anamnese
Tanggal : 10-07-2008 Jam
: 18.00
1. Data
Subjektif
Nama
: Ny. N
Umur
: 19 tahun
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Penghasilan
: -
Alamat
: Plaosan Lamongan
|
Nama
suami : Tn. U
Umur
: 22 tahun
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Penghasilan
: -
Alamat
: Plaosan Lamongan
|
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan mules pada perut
3. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sedikit nyeri pada daerah jahitan
dan ibu sudah bisa ke kamar mandi sendiri
4. Riwayat
Kesehatan Yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular, menurun maupun menahun
5. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada
yang menderita penyakit seperti; DM, Asma dan TBC.
6. Riwayat
kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
No
|
Hamil ke
|
Suami ke
|
UK
|
Jenis Persalinan
|
Penolong
|
Penyulit
|
BB/PB
|
Jenis kelamin
|
H/M
|
Meneteki
|
Riwayat KB
|
7. Riwayat
Psikososial
Ibu mengatakan sangat senang dengan
kelahiran bayinya dan hubungan ibu dengan suami, keluarga dan orang lain baik
8. Pola
kebiasaan sehari-hari
- Pola
Nutrisi
Di rumah: makan 3x/hari 1 porsi dengan
nasi, lauk, sayur. Minum 7-8 gelas/hari.
- Eliminasi
Ibu mengatakan setelah melahirkan BAB
1x dan BAK 4x sehari, warna kekuningan terasa perih pada kemaluannya
- Aktivitas
Sebelum melahirkan ibu mengerjakan
pekerjaan seperti : menyapu, mencuci. Setelah melahirkan ibu sedikit melakukan
aktivitas. Seperti : miring kiri/kanan, berjalan-jalan ke kamar mandi sendiri
- Istirahat/Tidur
Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam,
pada malam hari ± 6-8 jam (21.00-05.00) setelah melahirkan ibu mengatakan
kurang nyenyak tidur, sebab masih terasa nyeri pada daerah kemaluan.
- Personal
hygiene
Ibu mengatakan mandi setiap hari 2x
ganti pembalut 2x sehari, ganti celana dalam 1x sehari
1. Data
Objektif
1. Kesadaran : composmentis
KU
: baik
TTV : TD
: 110/70 mmHg RR :
24x/menit
S : 367°C N : 88 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak ada
ketombe, hitam lurus
Kepala : Tidak ada benjolan,
bentuknya sedikit lonjong
Muka : Tidak pucat
Mata : - Conjungtiva
: tidak anemis
- Sklera : tidak ikterus
Hidung : Bersih tidak ada
polip
Mulut : Tidak kering, tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak caries
Telinga : Simetris, bersih,
tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
Axilla : Bersih, tidak ada benjolan
Payudara : Simetris, Tidak ada
kelainan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi
Abdomen : Tidak ada bekas luka
operasi
Genetalia : Bersih, ada keluaran
(lochea rubra), odema (- )
Anus : Tidak ada hemorrhoid
Extremitas atas/ bawah : tidak ada
odema, tidak varices
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan,
tidak ada odema
Leher : Tidak ada pembesaran, kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak
ada nyeri tekan
Payudara : Tidak ada nyeri tekan,
colostrum (+)
Abdomen : Tidak ada pembesaran,
tidak ada nyeri tekan TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Genetalia : Ada nyeri tekan
Ekstermitas atas/bawah : tidak ada
odema, tidak ada nyeri tekan
c. Auskultasi
Dada : Nafas teratur, tidak ada bunyi tambahan
Abdomen : Ada bising khusus
d. Perkusi
Ekstremitas : reflek patella +/+
3.2 Assessment/Diagnosa
* Dx : P10001
8 jam PP fisiologis
DS : Ibu mengatakan nifas hari 1 atau 8 jam post
partum dengan usia kehamilan 39 minggu
DO : Keadaan umum ibu baik
Kesadaran Composmentis
TFU : 2 jari bawah pusat
TD : 110/70 mm Hg
Suhu : 367°C
Nadi : 88x/menit
RR : 24x/mnt
Kontraksi uterus baik
* Masalah
: mules
DS : Ibu mengatakan mules pada perut
DO : TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik
Konsistensi uterus keras
Jumlah pendarahan ± 20
cc
3.3 Diagnosa
Potensial
Tidak ada
3.4 Identifikasi
Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5 Intervensi
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Lakukan
pendekatan terapeutik terhadap klien dan keluarga
|
Terjalin
kerja sama dan kepercayaan dengan petugas
|
2
|
Jelaskan
pada klien mengenai perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas
|
Diharapkan
klien mengerti pada perubahan yang terjadi pada masa nifas
|
3
|
Observasi
TTV, kontraksi uterus, konsistensi uterus, jumlah perdarahan
|
Untuk
mengetahui keadaan umum ibu
|
4
|
Anjurkan
pada ibu untuk sesering mungkin menyusukan bayinya
|
Kebutuhan
nutrisi bayi tercukupi
|
5
|
Anjurkan
ibu untuk tetap menjaga personal hygiene
|
Ibu
merasa nyaman
|
Masalah
: mules
Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan 1x24 jam rasa mules berkurang
Kriteria
: - kontraksi uterus : baik
- konsistensi uterus : keras
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Beri
penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab mules
|
Dengan
menjelaskan, pasien dapat mengerti dan dapat menjadi tenang
|
2
|
Ajari
ibu untuk massase perutnya
|
Ibu
mengerti dan tahu cara massase yang baik
|
3
|
Observasi
TTV, kontraksi uterus, konsistensi uterus
|
Mengetahui
keadaan umum ibu
|
4
|
Beri
penjelasan tentang pentingnya mobilisasi dini
|
Dengan
mobilisasi dini akan mempercepat proses involusi
|
5
|
Berikan
terapi
|
Sebagai
terapi
|
3.6 Implementasi
Tgl/Jam
|
Dx
Kebidanan
|
Implementasi
|
10-07-2008
19.00
|
P1000, 8
jam PP fisiologis
|
1. Melakukan
pendekatan terapeutik terhadap klien dan keluarga
- Memberi salam dan memperkenalkan diri
- Menanyakan keluhan klien
- Memberi tahu setiap tindakan yang akan
dilakukan
|
2. Menjelaskan pada klien mengenai perubahan
fisiologis yang terjadi pada masa nifas
- Perubahan fisik
- Involusi uterus
-
Pengeluaran lochea
-
Pengeluaran ASI
-
Perubahan psikis
|
||
3. Mengobservasi TTV :
TD : 110/70 mmHg kontraksi uterus : baik
Suhu : 367°C konsistensi uterus :
keras
Nadi : 88x/mnt pendarahan : ± 20 cc
RR : 24x/mnt
|
||
4. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin
menyusukan bayinya
|
||
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
personal hygiene dengan mengganti kotek setiap selesai BAK/BAB atau sesudah
kotek penuh
|
||
10-07-2008
19.00
|
Mules
|
1. Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga
tentang penyebab mules bahwa mules dibedakan karena adanya kontraksi uterus
dan hal itu adalah normal karena uterus telah menyelesaikan tugasnya, akan
menjadi lebih keras karena kontraksinya. Sehingga terjadi penutupan pembuluh
darah dan uterus akan berubah normal seperti sebelum hamil
|
2. Mengajari ibu untuk memasase uterus dengan
cara gerakan tangan secara memutar pada fundus uterus, sehingga uterus
menjadi keras
|
||
3.
Mengobervasi TTV :
kontraksi uterus : baik TFU : 2 jari bawah pusat
konsistensi uterus : keras
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 367°C
Nadi : 88x/mnt
RR : 24x/mnt
|
||
4. Memberikan penjelasan tentang pentingnya
mobilisasi dini :
- Dengan mobilisasi
dini akan cepat terjadi involusi uterus
5. Memberikan terapi :
- analgesik 3x1
- antibiotik 3x1
- Fe 1x1
|
3.7 Evaluasi
Tanggal : 10-07-2008 Jam : 21.00
Diagnosa : P10001, 8 jam PP
Fisiologis
S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan
yang diberikan oleh petugas dan mau melakukan anjuran dari petugas
O : TD : 110/70 mmHg
Suhu : 367°C
N : 88x/mnt
RR : 24x/mnt
Pendarahan 1 kotek
Ibu bisa menjelaskan kembali
penjelasan yang diberikan petugas
TFU 2 jari dibawah pusat
A : P10001, Hari 1 PP, masalah
teratasi
P : - Rencana
dihentikan
- KU ibu baik, ibu boleh pulang
- HE :
- Personal
hygiene
- Eliminasi
masa nifas
- Perawatan
tali pusat
- Gizi
seimbang
- ASI
Eksklusif
- Mobilisasi
dini
- Imunisasi
dan KB
- Menganjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu ada
keluhan
Masalah : mules
S : Ibu mengatakan mules berkurang
O : Keadaan umum ibu baik
TD : 110/70 mmHg kontraksi uterus : baik
Suhu : 367°C konsistensi
uterus : keras
N : 88x/mnt
RR : 24x/mnt
TFU 2 jari dibawah pusat
A : P10001, masalah teratasi
P : - Anjurkan
ibu untuk menghabiskan semua obat sesuai aturan
- Kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu ada keluhan
- HE
:
- Personal
hygiene
- Eliminasi
masa nifas
- Perawatan
tali pusat
- Gizi
seimbang
- ASI
Eksklusif
- Mobilisasi
dini
- Imunisasi
dan KB
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian masalah penerapan
manajemen kebidanan dalam memberikan
Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi
terapeutik yang baik dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.
2. Dengan menganalisa data secara cermat maka
akan dibuat diagnosa masalah.
3. Dalam
menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan tidak mengalami kesulitan
jika kerjasama yang baik dengan klien.
4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
prioritas masalah didasarkan perencanaan tindakan yang disusun.
5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah
dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan.
4.2 Saran
a. Untuk
Petugas kesehatan
Meningkatkan peran tenaga
kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana kesehatan, serta tertib
meningkatkan kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama
yang baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga
b.
Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan
kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan
masalah klien
c.
Bagi pendidikan
Lebih meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja dilahan praktek dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
·
Depkes RI. 2002. Asuhan Persalinan Normal. JHPIEGO. Jakarta.
·
Depkes RI. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan.
JHPIEGO. Jakarta.
·
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC: Jakarta.
·
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta.
·
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
·
Pusdiknakes. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta.
·
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. JHPIEGO. Jakarta.
·
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
·
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
·
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.
“N” P10001 8 Jam Post Partum Fisiologis Di BPS Qurnianingtyas R.
Amd. Keb
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas
dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua
STIKES ABI Surabaya.
2. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi
DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
3. Suparniasri, SH, Amd. Keb, M., Kes selaku
Pembimbing askeb Di BPS Qurnianingtyas R. Amd. Keb Lamongan
4. Orang tua yang telah memberi dukungan moril
baik maupun materi
5. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES
ABI Surabaya yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah
ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Lamongan, Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR
ISI iv
BAB
I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 2
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 2
1.3 Metode Penulisan...................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4
2.1 Pengertian................................................................................. 4
2.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas ....................................... 4
2.2.1 Involusi Rahim ............................................................... 4
2.2.2 Involusi Tempat Placenta ............................................... 4
2.2.3 Perubahan Pembuluh Darah ........................................... 5
2.2.4 Perubahan Pada Servik dan Vagina .............................. 5
2.2.5 Dinding Perut dan Peritonium ........................................ 5
2.2.6 Laktasi ............................................................................ 5
2.2.7 Lochea ............................................................................ 6
2.3 Perubahan Sistem Tubuh Lainnya ............................................ 6
2.3.1 Suhu Badan .................................................................... 6
2.3.2 Nadi ................................................................................ 6
2.3.3 Sistem Perkemihan dan Buang Air Besar........................ 7
2.3.4 Sistem Muskulosceletal .................................................. 7
2.3.5 Sistem Kardiovaskular .................................................... 7
2.4 Perubahan Psikologi Masa Nifas .............................................. 7
2.4.1 Peran sebagai
Ibu............................................................ 7
2.5 Program Kebijakan Teknis ....................................................... 9
2.6 Tanda Bahaya Pada Masa Nifas .............................................. 10
2.6.1 Perdarahan Pervaginam Banyak dan Menggumpal ........ 10
2.6.2 Lochea Berbau................................................................. 10
2.6.3 Payudara Yang Berubah Menjadi Merah Panas
dan terasa
nyeri ............................................................... 10
2.6.4 Kaki Terasa Sakit, Merah, Bengkak................................ 10
2.6.5 Demam ........................................................................... 10
2.6.6 Rasa Sakit waktu BAK, kemungkinan
penyebab
sistisis.............................................................. 11
|
2.7 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas ........................................... 11
2.7.1 Istirahat ........................................................................... 11
2.7.2 Personal Higiene ............................................................. 11
2.7.3 Nutrisi ............................................................................. 12
2.7.4 Perawatan Payudara ....................................................... 12
2.7.5 Hubungan Sexual ........................................................... 12
2.8 Pengawasan Akhir Kala Nifas.................................................. 12
2.9 Konsep Asuhan Kebidanan ..................................................... 13
BAB
III TINJAUAN KASUS ............................................................... 17
3.1 Pengkajian................................................................................. 17
3.1.1 Data Subjektif ................................................................ 17
3.1.2 Data Objektif .................................................................. 19
3.2 Analisa Masalah/Diagnosa ....................................................... 20
3.3 Diagnosa Potensial .................................................................. 21
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................ 21
3.5 Intervensi ................................................................................ 21
3.6 Implementasi ............................................................................ 22
3.7 Evaluasi .................................................................................... 23
BAB
IV PENUTUP ...................................................................................... 25
4.1
Kesimpulan .................................................................................. 25
4.2
Saran ......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
(h)
BalasHapus