BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis paru merupakan penyakit
infeksi yang menyerang parenkim paru-paru, disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis. Penyakit ini juga dapat menyebar
kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Irman Somantri, 2009 : 67).
Tuberculosis (TBC) sudah dikenal
sejak dulu kala. Penyakit ini disebabkan oleh kuman “Mycobacterium Tuberculosis”. Kuman ini pada umumnya
menyerang paru-paru dan sebagian lagi menyerang luar paru-paru seperti,
kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak,
dan sebagainya. Penyakit TBC merupakan masalah yang besar bagi negara
berkembang termasuk indonesia, karena diperkirakan 95% penderita TBC berada
dinegara berkembang. Dan 75% dari penderita TBC tersebut adalah kelompok usia
produktif yaiti 20-49 tahun.
(Aru .W.Sudoyo
2006 : 988).
Semenjak tahun 2000, tuberkulosis (TB) telah dinyatakan oleh
WHO sebagai remerging disease karena angka kejadian TB yang telah dinyatakan
menurun,
pada tahun 1990-an kembali meningkat. Laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia
penyumbang kasus TB terbesar ketiga setelah Cina dan India.
(Arif muttaqin 2008:72).
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia. Angka mortalitas dan morbilitas terus
meningkat. TB sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, tempat kumuh, perumahan
di bawah standar, dan perawatan kesehatan yang tidak adekuat. Pada tahun
1952, diperkenalkan obat anti tuberkulosis dan angka kasus TB yang dilaporkan di
Amerika Serikat menurunkan rata-rata 6% setiap tahun antara 1953 dan 1985. Saat
itu diduga bahwa pada awal bab
ke-21, TB di Amerika Serikat mungkin dapat disingkirkan. Namun sejak trend-nya justru sebaliknya dan jumlahnya
meningkat. Perubahan ini telah ditunjang oleh beberapa faktor, termasuk
peningkatan imigrasi, epidemic, dan tidak adekuatnya dukungan sistem kesehatan masyarakat
Amerika Serikat (Slitzer dan Bare, 2001:584).
Berdasarkan dari hasil data medikal
record Penulis pada tanggal 24 mei-
25 mei 2012 jumlah penderita penyakit TB Paru yang dirawat di RSUD
Sidikalang, terhitung mulai
Januari s/d Mei 2012 sebanyak 80 orang. Menurut
cacatan medik di RSUD Sidikalang penyakit terbanyak TB Paru menduduki
urutan ke-2 setelah Hipertensi.
Tuberkulosis semakin tahun
mengalami peningkatan. Kerena itu menulis merasa tertarik dan ingin
mengetahui lebih lanjut bagaimana “Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan : Tuberkulosis
Paru di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun
2012”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka ditentukan perumusan masalah: Bagaimana Gambaran Pengetahuan Masyarakat
Tentang Tuberkulosis Paru di Desa Bukit Baringin Kecamatan silima pungga-pungga
Kabupaten Dairi Tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat Pengetahuan
Masarakat Tentang Tuberkulosis Paru, di Desa Bukit Baringin Kecamatan Silima
Pungga-Pungga Kabupaten Dairi (Pengertian, Penyebab, Tanda Dan Gejala,
Pencegahan dan Pengobatan, klasifikasi, faktor yang mempengaruhi tuberculosis
paru, komplikasi)
1.4. Manfaat Penenelitian
- Bagi institusi Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai bahan referensi atau
masukan untuk meningkatkan pendidikan bagi mahasiswa khususnya penyakit
Tuberculosis paru.
- Untuk tempat penelitian.
Mengembangkan program penyuluhan kesehatan bagi Masyarakat Tentang
penyakit Tuberkulosis paru di Desa Bukit Baringin Kecamatan Silima
Pungga-Pungga Kabupaten Dairi.
- Untuk peneliti selanjutnya
Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian
tentang Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori
2.1.1. Tuberkulosis Paru
2.1.1.1. Defenisi
Tuberkulosis paru merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri mikobakterium
tuberkulosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Arif Mansjoer, 1999).
Tuberkolosis paru merupakan penyakit
infeksi yang menyerang parenkim paru, disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini juga dapat menyebar kebagian tubuh lain seperti
menigen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Somantri, 2009).
Tuberkolosis paru adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis degan gejala yang
sangat bervariasi (Kapita Selekta Kedokteran, 1999).
Tuberkulosis paru merupakan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosis. Organisme ini disebut
pula basil tahan asam (BTA) (Wibisono, 2010).
Tuberkulosis paru adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis
(Alsagaff, 2010).
2.1.1.2. Etiologi
Tuberkulosis paru disebabkan oleh
miycobakterium tuberkulosis paru sejenis kuman/basil berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1-4/µm, dan tebal 0,3-0,6/µm. Kuman terdiri dari asam lemak,
sehingga kuman lebih tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisika
(Somantri, 2009).
2.1.1.3. Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil
Tuberculosis dan menjadi terinfeksi, bakteri dipindahkan melalui jalan napas ke
alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri.
Basil juga dipindahkan melalui system limfe dan aliran darah ke bagian tubuh
lainnya (ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru-paru lainya (lobus
atas) (Brunner & Suddarth, 2002).
2.1.1.4. Klasifikasi
Tuberkulosis dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu:
a. Tuberkulosis primer, jika terjadi
infeksi yang pertama kali.
b. Tuberkulosis sekunder, kuman yang
dorman pada tuberkulosis primer akan aktif setelah bertahun-tahun sebagai
infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa. Mayoritas terjadi karena adanya
penurunan imunitas, misalnya karena malnutrisi, penggunaan alkohol, penyakit
maligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal (Somantri, 2009).
2.1.1.5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit
tuberkulosis paru, adalah:
a. Sistemik, misalnya: - Batuk >3
minggu - Berdahak - Keringat pada malam hari - Nafsu makan berkurang - Batuk
darah - Nyeri dada - Sesak napas b. Respiratorik, misalnya: - Demam - Keringat
malam - Malaise - Nafsu makan menurun - Berat badan menurun (Hudoyo,
2008)
2.1.1.6. Faktor Resiko Yang
Mempengaruhi Tuberkulosis
Beberapa faktor resiko yang
mempengaruhi tuberkulosis paru, adalah:
- Pecandu Alkohol atau narkotika.
- Penghuni rumah yang
beramai-ramai.
- Infeksi HIV.
- Kemiskinan dan
malnutrisi.
- Hubungan intim dengan pasien
yang mempunyai sputum positif.
- Penurunan imun.
2.1.1.7. Pencegahan
Agar dapat terhindar dari penyakit
tuberkulosis paru yang utama bertujuan: memutuskan rantai penularan yaitu
dengan menemukan pasien TB Paru dan kemudian mengobatinya sampai benar-benar
sembuh. Penularan TB dari pasien ke orang lain dapat terjadi bila kuman pasien
TB terhirup orang lain. Kuman yang terhirup tadi terkandung dalam “droplet”,
yaitu bercak-bercak ludah yang bertebangan di udara. Droplet yang beterbangan
terjadi terutama saat batuk atau bersin, sehingga pasien TB diharuskan menutup
mulut saat batuk-batuk atau bersin. Bagaimana kalau pasien TB yang mengandung
kuman juga potensial sebagai sumber kuman yang dapat menular ke orang lain.
Ludah seorang pasien yang menempel di dinding atau lantai di suatu rumah yang
tanpa ventilasi dan sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah, kuman TB yang
terkandung dalam ludah tersebut dapat bertahan hidup sampai dua tahun. Kuman TB
akan mati dalam waktu satu jam bila terkena sinar matahari. Sangat dianjurkan
rumah seorang pasien TB harus ada ventilasi yang baik dan sinar matahari dapat
masuk. Kuman TB akan mati dalam 5 menit bila terkena zat antiseptik misalnya
karbon. Oleh karena itu seorang pasien TB, kalau meludah dianjurkan dimasukan
dalam suatu tempat yang tertutup dan didalamnya mengandung karbon (Hudoyo,
2008).
2.1.1.8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada
penderita tuberculosis paru adalah:
a. Malnutrisi.
b. Empisema.
c. Efusi Pleura.
d. Hepatitis, ketulian dan gangguan
gastrointestinal (sebagai efek samping obat-obatan) (Arif Mansjoer,
1999).
2.1.1.9. Pengobatan
Obat-obat anti tuberkulosis:
a. Isoniazid (INH/H) Dosis : 5
mg/KgBB, per oral Efek samping : peripheral neuritis, hepatitis, dan
hipersensitipitas.
b. Etambhutol Hygrocloride (EMB/E)
Dosis: 10 mg/KgBB/Hari/oral - Dewasa: 15 mg/KgBB/oral untuk pengobatan ulang
mulai dengan 25 mg/KgBB/hari selama 60 hari. - Anak (6-12 tahun): 10-5
mg/KgBB/hari. Efek samping: optik neuritis atau efek terburuk adalah
kebutaan.
c. Rimfampin/Rimfanpisin (RFP/R)
Dosis:10 mg/KgBB/Hari per oral. Efek samping : hepatitis, reaksi demam,
purpura, nosea, dan vomiting.
d. Pyrazinamide (PZA/Z) Dosis: 15-30
mg/KgBB/oral. Efek samping : Hiperurisemia, hepatotoxicity, skin rash,
artralgia, distres gastrointestinal (Soemantri, 2009.)
2.1.1.10. Pemeriksaan
Penunjang
- Kultur sputum : menunjukkan
hasil positif untuk mycobakterium tuberkulosis pada stadium aktif.
- Ziehl Neelsen (Acid-fast staind
applied to smear of body fluid) : positif untuk bakteri tahan asam (BTA)
- Foto rontgen dada (chest x-ray)
: dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di bagian paru-paru
atas, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik atau cairan pada
efusi.
- Histologi atau kultur jaringan
: menunjukkan hasil positif untuk mycobakterium tuberkulosis.
- Neeedle biopsi of lung tissue :
positif untuk granuloma tuberkulosis, adanya sel-sel besar mengindikasikan
nekrosis.
- Elektrolit : mungkin abnormal
bergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.
- ABGs : mungkin abnormal,
bergantung pada lokasi, berat dan sisa kerusakan paru.
- Brokografi : merupakan
pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru
karena tuberkulosis paru.
- Darah : leukositosis, lanjut
endap darah (LED) meningkat.
- Tes fungsi paru : VC menurun,
dead space meningkat, TLC meningkat, dan satu rasi oksigen menurun yang
merupakan gejala sekunder dari fibrosis atau infiltrasi parenkim paru dan
penyakit pleura (Soemantri, 2009.).
2.1.2. Pengetahuan
2.1.2.1. Pengertian
Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang
melakukan peginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadtmojo,2007).
2.1.2.2. Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasi materi tersebut dengan benar.
3. Aplikasi (Application) Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dapat diartikan
aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam korteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis) Analsis
adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih didalam suatu strutur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis) Sintesis
menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesi itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifiksi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilian-penilaian itu berasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada
(Notoadmodjo, 2007.)
2.1.2.3. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
1. Umur
Menurut Singgih, mengemukakan bahwa
makin tua umur seseorang maka proses perkembangannya bertambah baik akan tetapi
pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan untuk mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan
atau suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
tertentu sehinga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
3. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, lingkungan memberikan
pengetahuan seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan
juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya dalam lingkungan
seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir
seseorang.
4. Pendapatan Pendapatan adalah arus
masuk dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan penanaman modal.
5. Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh
pada pengetahuan seseorang meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika iya mendapat informasi yang baik dari berbagai medis misalnya
televise,radio,surat kabar,maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang.
6. Intelegensi Diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri
mental dan situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
mampengaruhi hasil dari proses belajar. 7. Sosial budaya Sosial budaya
berpengaruh pada pengetahuan sesorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan
dalam hubungan dengan orang lain karena hubungan ini seseorang mengalami suatu
proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).
2.1.2.4. Kategori Pengetahuan
Kategori pengetahuan dikelompokkan
berdasarkan teori Notoadmojo 2003, yang menyatakan:
1. Tingkat pengetahuan baik bila
nilai (76-100%)
2. Tingkat pengetahuan cukup bila
nilai (56-76%)
3. Tingkat pengetahuan kurang bila
nilai (15-35%)
>>>>>>>>>>>>>selanjutnya klik di bawah<<<<<<<<<<<<<<
0 komentar:
Posting Komentar