BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
ASI eksklusif
adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal
dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6
bulan (Hubertin, 2004 : 3)
ASI merupakan makanan pertama,
utama, dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat
gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya
pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi
mengakibatkan program pemberian ASI eksklusif tidak berlansung secara optimal.
Kemajuan teknologi dan canggihnya komunikasi, serta gencarnya promosi susu
formula sebagai pengganti ASI, membuat masyarakat kurang mempercayai kehebatan
ASI, sehingga akhirnya memilih susu formula (Dwi Sunar, 2009 : 21)
Dewasa ini sekitar 60% para ibu
menyusui bayinya yang baru lahir dan kira-kira 22% masih tetap menyusui bayinya
yang sudah berusia enam bulan. Meskipun angka ini lebih tinggi dari pada angka
pada lima puluh tahun terakhir, angka ini tetap dibawah tujuan yang
dipublikasikan oleh Healthy People 2000 dalam
National Health Promotion and Disease
Prevention Objective. Harapan mereka, setidaknya 75% wanita menyusui
bayinya yang baru lahir dan setidaknya 50% dari ibu-ibu ini masih menyusui
sampai bayinya berusia lima atau enam bulan (Penny Simkin, 2007 : 373).
Di Amerika Serikat, 400 bayi
meninggal/tahun akibat muntah dan mencret, 300 diantaranya karena tidak
disusui. Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada bayi yang menggunakan
susu formula, dimana bayi yang mencret 17 kali lebih banyak pada bayi yang
menggunakan susu foemula daripada yang menggunakan ASI Eksklusif (dr. Hj. Utami
Roesli, SpA, 2008 : 5).
Berdasarkan survei demografi dan
kesehatan Indonesia pada tahun 1997 dan 2003, diketahui bahwa angka pemberian
ASI Eksklusif turun dari 49 % menjadi 39 %, sedangkan penggunaan susu formula
meningkat tiga kali lipat. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller
International pada tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi
Indonesia hanya mendapatkan ASI Eksklusif selama 1,7 bulan. Padahal, kajian WHO
yang dituangkan dalam Kepmen No. 450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi
ASI Eksklusif selama 6 bulan. Turunnya angka ini terkait pengaruh sosial budaya
di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan sebelum
berusia 6 bulan (Dwi Sunar, 2009 : 23)
Sesungguhnya yang dimaksud dengan
pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Makanan dan minuman lain yang dimaksud
misalnya air putih, susu foemula, jeruk, madu, air teh, ataupun makanan padat
seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim (Wenny Artanty,
2011 : 13)
Berdasarkan hasil survei pada awal
Januari hingga Mei 2012 diperoleh…..ibu hamil yang datang berkunjung ke
Puskesmas Pembantu Desa Sitinjo. Dari 23 orang ibu hamil 13 diantaranya belum
pernah memberi ASI Eksklusif, sedangkan data dari Puskesmas Sitinjo terdapat
sebanyak …….. orang ibu hamil. Sehingga dari data tersebut penulis tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut tentang Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif
di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi tahun 2012.
1.2.
Perumusan Masalah
Adapun
perumusan masalah dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimana Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di Kecamatan Sitinjo Kabupaten
Dairi Tahun 2012”.
1.3.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Pengetahuan (Defenisi,
Manfaat, Komposisi, Persiapan Menyusui selama Kehamilan, Manajemen ASI untuk
Ibu bekerja) Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di Kecamatan Sitinjo Kabupaten
Dairi Tahun 2012.
1.4.
Manfaat Penelitian.
- Sebagai masukan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Sitinjo, Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi supaya meningkatkan informasi mengenai pemberian ASI Eksklusif.
- Sebagai bahan referensi pada Perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Dairi.
- Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya
tidak ada lanjutannya [-(
BalasHapus