KONSEPSI DAN
NIDASI
A.
PENGERTIAN
Konsepsi adalah suatu peristiwa persatuan
antara sel mani dengan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya
satu sperma yang telah menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona pelusida
masuk ke dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui sperma lain.
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya
atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi (fertilized egg) ke dalam
endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zygote) akan segera membelah menjadi
blastomer. Pada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari ke-4 di
dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
B.
PROSES
Setiap kehamilan harus ada
spermatozooa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi.
1.
Sel telur ( ovum )
Pertumbuhan embrional yang kelak menjadi ovum
terjadi di genital ridge
Menurut umur wanita, jumlah oogonium
adalah :
a)
BBL :750.000
b)
Umur 6-15 :439.000
c)
Umur 16-25 :159.000
d)
Umur 26-35 :59.000
e)
Umur 35-45 :39.000
f)
Masa menopause : semua hilang
Urutan pertumbuhan Ovum ( Oogenesis )
- Oogenia
- Oosit pertama(primary oocyte)
- kedua ovum Primary ovarian folliculi
- Pematangan pertama ovum
- Pematangan pada waktu sperma
Sebelum janin dilahirkan, sebagian
besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi pula
perpindahan dari oogonium‑oogonium ke arah korteks ovarii, hingga pada waktu
dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles. Padanya
dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang
berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti ‑ oleh
sebab yang belum diketahui‑ sampal folikel itu terangsang dan berkembang lagi
ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis dinamakan oosit
pertama. Oleh rangsangan FSH meiosis (pembelahan ke arah pematangan) terjadi
terus, benda kutub (polar body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit
sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di dalam sitoplasma yang cukup
banyak. Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut
pematangan pertama ovum, pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoa
membuahi ovum.
2.
Sel mani ( spermatozoa
)
Setelah janin dilahirkm, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan Tiap spermatozoa terdiri atas
tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan
mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala
dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional
spermatogonium berasal dari sel‑sel primitif tubulus‑tubulus testishingga masa
pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pengaruh
sel‑sel interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis
yang amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan
spermatosit pertama.
Spermatosit pertama ini membelah
dua dan menjadi dua spermatosit kedua, spermatosit kedua membelah dua lagi
tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing memiliki jumlah kromosom
setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian
tumbuh spermatozoa.
3.
KONSEPSI
Ovum dilingkari oleh zona
pellusida. Di luar zona pellusida im ditemukan sel‑sel korona radiata, dan di
dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda‑benda kutub. Bahan‑bahan
darl sel‑sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran‑saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel‑sel korona radiata di dalam Ovum yang
dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen‑mikrofilamen fimbria infundibulum
ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ditengah‑tengahnya dijumpai nukleus
yang berada dalam metafase pada pembelahan pernatangan kedua, terapung‑apung
dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung
banyak zat hidrat arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba
makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu
berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya
terjadi. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat
melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera
mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh
spermatozoa lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoa ke dalam
vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase untuk pembelahan‑pembelahannya.
Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang
haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati
dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan
pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2
kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X,
dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44
kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita,
sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh
karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera
setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel‑sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan
ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan
perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini
hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba
(bagian‑bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta
getaran silia pada permukaan sel‑sel tuba dan kontraksi tuba.
4.
BLASTULASI NIDASI
Setelah sel-sel morula mengalami
pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar
dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya
disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula
ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan
mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis
terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi
embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang
ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium
uterus. Setelah memasuki uterus, mula mula blastosis terapumg –apung di dalam
lumen uterus. Kemudian 6-7 hari setelah fertilisasi embrio akan mengadakan
pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjtnya.
Peristiwa terpautnya antara embrio pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi.
Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990:
136)
5.
Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah
tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula
berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium
paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis
karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian
embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan,
sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat
merangsang dalam pembentukansistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini
menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm
disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping
terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai
macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
6.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang
mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm
dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak
mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses
tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis
benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk
definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula
differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi
encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung
neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas
bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk
menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot
visera, rangka dan alat urogenitalia.
7.
Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk
primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki
bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir
minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk
yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000).
8.
Plasentasi
Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong
rahim telah ditutupi oleh vili korialis. Setelah kantung membesar, vili
diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit, mengalami degenerasi, sehingga
menjadi halus (korion halus). Vili di desidua basalis berkembang dengan cepat
membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).
Fungsi plasenta:
- nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
- ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
- respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
- alat pembentuk hormone (Endokrin)
- alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
- Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
Plasenta dihubungkan dengan
umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical Cord) yang mengandung dua
arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis. Mesoblast antara ruang amnion
danm embrio menjadi padat disebut body stalk, menghubungkan embrio dengan
dinding trofoblast yang kelak menjadi tali pusat.
DAFTAR
PUSTAKA
Suddart,
dkk, 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Daldiyono,
dkk, 1990. Gastrointestinologi Hepatologi. Jakarta : CV. Agung Seto
Suriadi,
Skp, MSN. Asuhan Keperawatan pada Anak. 2006. Jakarta : CV Agung Seto
http://nacel.wordpress.com
>>>>>>>>>>>Selanjutnya
klik di bawah tem..<<<<<<<<<<<<
0 komentar:
Posting Komentar