BAB III 
TATA LAKSANA
PELAYANAN KEP BERAT/GIZI BURUK
DI PUSKESMAS


A.     PRINSIP DASAR PELAYANAN RUTIN KEP BERAT/GIZI BURUK

Pelayanan rutin yang dilakukan di puskesmas berupa 10 langkah penting yaitu:

1.   Atasi/cegah hipoglikemia
2.   Atasi/cegah hipotermia
3.   Atasi/cegah dehidrasi
4.   Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5.   Obati/cegah infeksi
6.      Mulai pemberian makanan
7.      Fasilitasi tumbuh-kejar (catch up growth)
8.      Koreksi defisiensi nutrien mikro
9.   Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh.


Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi.  Petugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase.


Tata laksana ini digunakan pada pasien Kwashiorkor, Marasmus maupun Marasmik-Kwashiorkor.




Bagan dan jadwal pengobatan sebagai berikut:

No
FASE
STABILISASI
TRANSISI
REHABILITASI


Hari ke 1-2
Hari ke 2-7
Minggu ke-2
Minggu ke 3-7
1
Hipoglikemia




2
Hipotermia




3
Dehidrasi




4
Elektrolit



5
Infeksi




6
MulaiPemberian
makanan



7
Tumbuh kejar
(Meningkatkan
Pemberian Makanan)



8
Mikronutrien
                Tanpa Fe                                     dengan Fe
9
Stimulasi



10
Tindak lanjut





B.  SEPULUH LANGKAH UTAMA PADA TATA LAKSANA KEP BERAT/GIZI BURUK

1.      Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)

Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak dengan KEP berat/Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan saring/cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok. Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk ke RSU kabupaten.

2.      Pengobatan dan pencegahan hipotermia (suhu tubuh rendah)

Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360 C. Pada keadaan ini anak harus dihangatkan. Cara yang dapat dilakukan adalah ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas.

Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan meletakkan lampu didekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagi sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia.

Tidak dibenarkan
 penghangatan anak dengan menggunakan
botol berisi air panas

3.      Pengobatan dan Pencegahan kekurangan cairan

Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/Gizi buruk dengan dehidrasi adalah :
·  Ada riwayat diare sebelumnya
·  Anak sangat kehausan
·  Mata cekung
·  Nadi lemah
·  Tangan dan kaki teraba dingin
·   Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah :

·        Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut ReSoMal (lampiran 4).
·        Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum, lakukankan rehidrasi intravena (infus) cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan NaCL dengan perbandingan 1:1.



KEP BERAT/GIZI BURUK YANG DIRUJUK KE  RSU HARUS DILAKUKAN TINDAKAN PRA RUJUKAN UNTUK
MENGATASI HIPOGLIKEMI, HIPOTERMIA, DAN DEHIDRASI
 
 


4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit


Pada semua KEP berat/Gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya :

·        Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
·        Defisiensi kalium (K)  dan magnesium (Mg)

Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan, untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu.




JANGAN OBATI EDEMA DENGAN PEMBERIAN DIURETIKA
 





Berikan :

-         Makanan tanpa diberi garam/rendah garam
-         Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan penambahan 1 liter air)  ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral ( Zn, Cuprum, Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak


Contoh bahan makanan sumber mineral

Sumber Zink               :        daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah,
                                               telur  ayam
Sumber Cuprum          :        daging, hati.
Sumber Mangan          :        beras, kacang tanah, kedelai.
Sumber Magnesium    :        kacang-kacangan,   bayam.
Sumber Kalium            :        jus tomat, pisang, kacang2an, apel, alpukat,
                                                bayam,  daging tanpa lemak.


5.   Lakukan Pengobatan dan  pencegahan infeksi

Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis sebagai berikut :


UMUR
ATAU
BERAT BADAN
KOTRIMOKSASOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Ø  Beri 2 kali sehari selama 5 hari
AMOKSISILIN
Ø  Beri 3 kali sehari untuk 5 hari
Tablet dewasa
80 mg trimeto
prim + 400 mg sulfametok
sazol
Tablet Anak
20 mg trimeto
prim + 100 mg sulfametok
sazol
Sirup/5ml
40 mg trimeto
prim + 200 mg sulfametok
sazol
Sirup

125 mg
per 5 ml
2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg)

¼

1

2,5 ml

2,5 ml
4 sampai 12 bulan
(6 - < 10 Kg)

½

2

5 ml

5 ml
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg)

1

3

7,5 ml

10 ml

Vaksinasi Campak bila anak belum diimunisasi dan umur sudah mencapai 9 bulan

Catatan :

  • Mengingat pasien KEP berat/Gizi buruk umumnya juga menderita penyakit infeksi, maka lakukan pengobatan untuk mencegah agar infeksi tidak menjadi lebih parah. Bila tidak ada perbaikan atau terjadi komplikasi rujuk ke Rumah Sakit Umum.
  • Diare biasanya menyertai KEP berat/Gizi buruk, akan tetapi akan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara hati-hati. Berikan metronidasol 7,5 mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari. Bila diare berlanjut segera rujuk ke rumah sakit



BILA DIARE BERLANJUT ATAU MEMBURUK
ANAK SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT
 





6.   Pemberian makanan balita KEP berat/Gizi buruk



            Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu :

Fase Stabilisasi, Fase Transisi, Fase Rehabilitasi


Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)


Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.

Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma basal saja.

Formula khusus seperti Formula WHO 75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai berikut :


  • Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
  • Energi : 100 kkal/kg/hari
  • Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari
  • Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
  • Bila anak mendapat ASI teruskan , dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet
  • Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ atau pengganti dan jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak



Keterangan :

·        Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
·        Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dalam sehari, maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan  ketrampilan  petugas )
·        Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
·        Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam
·        Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)

Pantau dan catat :

  • Jumlah yang diberikan dan sisanya
  • Banyaknya muntah
  • Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja
  • Berat badan (harian)
  • selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita dengan edema , mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan naik

7.   Perhatikan masa tumbuh kejar balita  (catch- up growth)


Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi :

Fase Transisi (minggu ke 2)

·        Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.
·        Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.
·        Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).


Pemantauan pada fase transisi:


1.   frekwensi nafas
2.   frekwensi denyut nadi

Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula.  Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.

3.   Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan

Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:

-         Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
-         Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
-         Protein 4-6 gram/kg bb/hari
-         Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.

Setelah fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi :

-         Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1½ dengan jumlah tidak terbatas dan sering
-         Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
-         Protein 4-6 g/kgbb/hari

-         Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan Formula ( lampiran 2 ) karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
-         Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga

Pemantauan fase rehabilitasi

Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan badan :
-         Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.
-         Setiap minggu kenaikan bb dihitung.
·        Baik bila kenaikan bb ³ 50 g/Kg bb/minggu.
·        Kurang bila kenaikan bb < 50 g/Kg bb/minggu, perlu re-evaluasi menyeluruh.


TAHAPAN PEMBERIAN DIET
FASE STABILISASI       :
FORMULA WHO 75 ATAU PENGGANTI
FASE TRANSISI             :
FORMULA WHO 75 Ô FORMULA WHO 100 ATAU PENGGANTI
FASE REHABILITASI     :
FORMULA WHO 135 (ATAU PENGGANTI)
               ¯
MAKANAN KELUARGA


8.   Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro


Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral.  Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik  (biasanya pada minggu ke 2). Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya.





Berikan setiap hari :

·        Tambahan multivitamin lain

·        Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :

            Dosis Pemberian Tablet Besi Folat dan Sirup Besi



UMUR
DAN
BERAT BADAN
TABLET BESI/FOLAT
Sulfas ferosus 200 mg + 0,25 mg Asam Folat
Ø  Berikan 3 kali sehari
SIRUP BESI
Sulfas ferosus 150 ml
Ø  Berikan 3 kali sehari
6 sampai 12 bulan
(7 - < 10 Kg)
¼ tablet
2,5 ml (1/2 sendok teh)
12 bulan sampai 5 tahun
½ tablet
5 ml (1 sendok teh)

·        Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal sebagai berikut :

UMUR ATAU BERAT BADAN
PIRANTEL PAMOAT (125mg/tablet)
(DOSIS TUNGGAL)
4 bulan sampai 9 bulan (6-<8 Kg)
½ tablet
9 bulan sampai 1 tahun (8-<10 Kg)
¾ tablet
1 tahun sampai 3 tahun (10-<14 Kg)
1 tablet
3 Tahun sampai 5 tahun (14-<19 Kg)
1 ½  tablet

·        Vitamin A oral berikan 1 kali dengan dosis

Umur
Kapsul Vitamin A
Kapsul Vitamin A
200.000 IU
100.000 IU
6 bln sampai 12 bln
-
1 kapsul
12 bln sampai 5 Thn
1 kapsul
-

 

Dosis tambahan disesuaikan dengan baku pedoman pemberian kapsul Vitamin A

           

9.   Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional


Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan :
-         Kasih sayang
-         Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
-         Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
-         Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
-         Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb)

10.Persiapan untuk tindak lanjut di rumah


Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas atau bidan di desa.

Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah pasien dipulangkan dan ikuti pemberian makanan seperti pada lampiran 5, dan aktifitas bermain.

Nasehatkan kepada orang tua untuk :

  • Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di Puskesmas
  • Pelayanan di PPG (lihat bagian pelayanan PPG) untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat pemberian makanan (lihat lampiran 5) dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di posyandu/puskesmas.
  • pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
  • penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu
  • Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal
  • Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 100.000 SI ) sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus.

0 komentar:

Posting Komentar