1.
Pengaruh
Return On Equity (ROE) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)
Untuk melihat pengaruh Return On Equity (ROE) secara individu
terhadap Debt to Equity Ratio (DER), peneliti menggunakan uji statistik
t. Untuk penyederhanaan uji statistik t diatas peneliti menggunakan pengolahan
data SPSS for Windows versi 16.0, maka dapat diperoleh hasil uji t
sebagai berikut :
Tabel IV.9
Hasil Uji Hipotesis
t
Coefficientsa
|
|||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||||
1
|
(Constant)
|
4.780
|
.756
|
6.326
|
.000
|
||
Return On Assets
|
-.526
|
.117
|
-1.037
|
-4.508
|
.000
|
||
Return On Equity
|
.121
|
.043
|
.652
|
2.833
|
.008
|
||
a. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio
|
|||||||
Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)
Untuk kriteria uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan
nilai t, untuk n = 32 – 2 = 30 adalah 2.042.
Dari pengolahan data
SPSS 16.0 maka dapat diperoleh hasil uji t, sebagai berikut :
thitung =
2.833
ttabel =
2.042
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -2.042 ≤ thitung> 2.042, pada α =
5%
Ha ditolak jika : thitung > 2.042
thitung < -2.042
Gambar IV.3
Diagram Pengaruh Return
On Equity (ROE) Terhadap
Debt to
Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial Pengaruh Return
On Equity (ROE) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh 2.833
> 2.042, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
dan H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
antara Return On Equity (ROE) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
b) Uji Simultan
Signifikan (Uji F)
Uji F atau juga disebut juga dengan
uji signifikasi serentak dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas yaitu thitung Return On Assets (ROA) dan Return
On Equity (ROE) untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau
keragaman variabel tidak bebas Debt to Equity Ratio (DER). Uji F juga
dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel memiliki koefisien regresi
sama dengan nol.
Bentuk
Pengujian :
H0
: β = 0, artinya tidak ada pengaruh antara
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) dengan Debt
to Equity Ratio (DER).
Ha : β ≠
0, artinya ada pengaruh antara Return On Assets (ROA)dan Return On
Equity (ROE) dengan Debt to Equity Ratio (DER).
1.
Pengaruh
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)
Nilai Fhitung di tentukan dengan rumus sebagai berikut :
(Sugiono, 2007, hal 257 )
Keterangan :
Fh = Nilai F hitung
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah
anggota sampel
Tabel IV.10
Hasil Uji F
ANOVAb
|
|||||||
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
||
1
|
Regression
|
166.575
|
2
|
83.288
|
10.896
|
.000a
|
|
Residual
|
221.673
|
29
|
7.644
|
||||
Total
|
388.248
|
31
|
|||||
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On
Assets
|
|||||||
b. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio
|
|||||||
Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)
Untuk kriteria uji f dilakukan pada tingkat α = 5% dengan
nilai f, untuk n = 32 – 2 – 1= 29 adalah 3.328.
Dari pengolahan data
SPSS 16.0 maka dapat diperoleh hasil uji f, sebagai berikut :
fhitung =
10.896
ftabel =
3.328
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -3.328< fhitung>
3.328, pada α = 5%
Ha diterima jika : fhitung >
3.328
fhitung < -3.328
Gambar IV.4
Diagram Pengaruh Return
On Equity (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Debt to
Equity Ratio (DER)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Fhitung
adalah 10.896 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000, sedangkan Ftabel
sebesar 3.328 dengan tingkat signifikan 0.05. Hal ini berarti Fhitung
berada didaerah penerimaan Ha sedangkan H0 ditolak.
Hal ini dikarenakan nilai -3.328< 10.896 > 3.328. dari
nilai tersebut berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara Return On
Equity (ROE) dan Return On Equity (ROE) terhadap Debt to Equity
Ratio (DER).
4. Koefisien
Determinasi (R-Square)
Koefisien
determinasi (R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan
variabel Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) dapat
menjelaskan variabel Debt to Equity Ratio (DER). Nilai koefisien
determinasi semakin kuat, ini berarti variabel Return On Assets (ROA) dan
Return On Equity (ROE) memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan
nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil berarti kemampuan Return
On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) dalam menjelaskan variasi
variabel Debt to Equity Ratio (DER) adalah terbatas. Berikut hasil
pengujian statistiknya :
Tabel IV.11
Hasil Koefisien
Determinasi
Model Summaryb
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
|||
1
|
.655a
|
.429
|
.390
|
2.76476
|
|||
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On
Assets
|
|||||||
b. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio
|
|||||||
Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)
Semakin tinggi nilai R-Square maka akan semakin
baik bagi model regresi, karena berarti kemampuan variabel bebas untuk
menjelaskan variabel terikatnya juga semakin besar. Nilai yang didapat melalui
uji determinasi, yaitu sebagai berikut :
D = R2 x
100%
= 0.429 x 100%
= 42.9 %
Nilai R-Square di atas
diketahui bernilai 42.9%, artinya menunjukkan bahwa sekitar 42.9% variabel Debt
to Equity Ratio (DER) yang di jelaskan oleh variabel Return On Assets (ROA)
dan Return On Equity (ROE). Atau dapat dikatakan bahwa kontribusi Return
On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Debt to
Equity Ratio (DER) pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011 adalah sebesar 42.9%. dan sisanya 57.1% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Dalam pembahasan penilitian ini akan dianalisis mengenai
hasil temuan penelitian ini terhadap kesesuaian teori, pendapat, maupun
penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya serta pola perilaku yang
harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Berikut ini ada 3 (tiga) bagian
utama yang akan dibalas dalam analisis hasil temuan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1.
Pengaruh
Return On Assets (ROA) terhadap Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan
hasil pengujian secara parsial pengaruh antara Return On Assets (ROA)
terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa thitung <
- ttabel yaitu -4.508 < 2.045, dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Return On Assets (ROA)
terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Berdasarkan nilai regresi yang
sebesar -0.526 artinya setiap adanya
upaya penambahan sebesar satu untuk Return On Asset (ROA) maka akan ada
penurunan kemampuan memperoleh laba sebesar 0.526, bahwa Return On Assets (ROA)
memiliki hubungan yang negatif terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Artinya apabila laba yang dihasilkan dari aktiva meningkat maka struktur modal
akan lebih banyak didanai oleh modal/estisitas. Hal ini dibuktikan dari data
total aktiva yang meningkat dengan tingkat persentase 100%, total hutang juga
meningkat dengan tingkat persentase 70% dan total ekuitas juga meningkat dengan
tingkat persentase 100%. Dengan demikian hal ini akan diperlihatkan bahwa
apabila Return On Assets (ROA) menurun maka Debt to Equity Ratio (DER)
akan meningkat. Oleh karena ini, perusahaan akan memutuskan untuk mendanai
perusahaan dengan pinjaman pada kreditur.
Berdasarkan hasil uji hipotesis
dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Return On Assets (ROA)
terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada taraf 95%. Artinya penurunan
yang terjadi pada Return On Assets (ROA) memberikan dampak secara
langsung terhadap Debt to Equity Ratio (DER)
Laba yang diukur dari total asset memberikan hubungan
negatif terhadap hutang. Menurut Agus Sartono (2010, hal 248) mengatakan:
“Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor yang penting dalam
menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan
lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang”.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Return On
Assets (ROA) terhadap Debt to Equity Ratio (DER) adalah memiliki
hubungan negatif dan berpengaruh signifikan. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010, hal. 14) yang menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal Debt to Equity Ratio (DER)
(DER).
2.
Pengaruh
Return On Equity (ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh antara Return On
Equity (ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa thitung>
ttabel yaitu 2.833 > 2.042, dimana thitung berada di
daerah penerimaan Ha sehingga Ha diterima H0 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Return On
Equity (ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Berdasarkan nilai regresi yang sebesar 0.121 artinya setiap adanya upaya
penambahan sebesar satu untuk Return On Equity (ROE) maka akan ada
kenaikan kemampuan memperoleh laba sebesar 1.558,bahwa Return On Equity (ROE)
memiliki hubungan yang positif terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Artinya apabila laba yang diperoleh dari modal meningkat maka struktur modal
akan meningkat atau dapat dikatakan lebih banyak menggunakan hutang. Hal ini
dibuktikan dari data total aktiva yang meningkat dengan tingkat persentase100%,
total hutang juga meningkat dengan tingkat persentase 70% dan total ekuitas
juga meningkat dengan tingkat persentase 100%. Dengan demikian hal ini akan
memperlihatkan apabila Return On Equity (ROE) meningkat maka Debt to
Equity Ratio (DER) akan meningkat. Jadi, laba meningkat yang dihasilkan
dari jumlah modal yang ada pada perusahaan akan membuat kreditur tertarik untuk
memberikan pinjaman pada perusahaan tersebut, dengan demikian perusahaan yang
mendapat profit besar akan mempunyai akses alternatif dalam penambahan sumber
pendanaan yang didapatkan sebagai penambah investasi perusahaan nantinya.
Pengembalian atas modal diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan
dalam mengukur seberapa besar hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai
seluruh aktifitas perusahaan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara Return On Equity (ROE) terhadap Debt to Equity
Ratio (DER) pada taraf 95%. Artinya peningkatan yang terjadi pada Return
On Equity (ROE) memberikan dampak secara langsung terhadap Debt to
Equity Ratio (DER).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa antara Return On Equity (ROE) terhadap Debt to
Equity Ratio (DER) adalah memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh
signifikan. Dengan kata lain apabila Return On Equity (ROE) mengalami
kenaikan maka struktur modal akan meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Tessa Silvia Mayrika Tobing ( 2006, hal. 70) menyatakan bahwa Return
On Equity (ROE) dan struktur modal /Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara positif dan
signifikan.
3.
Pengaruh
Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Debt
to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan pengaruh antara Return On
Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa –Ftabel<
Fhitung> Ftabel yaitu -3.328< 10.896 >
3.328. hal ini berarti Fhitung berada di daerah penerimaan Ha sehingga
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh secara positif
dan signifikan antara Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)
terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Berdasarkan nilai regresi yang sebesar 10.896 membuktikan bahwa Return
On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki hubungan yang
positif terhadap Debt to Equity Ratio (DER). Artinya apabila laba yang
diperoleh dari modal dan aktiva meningkat maka struktur modal akan lebih banyak
didanai oleh hutang. hal ini dibuktikan dari data rata-rata total aktiva yang
meningkat dengan tingkat persentase 100%, total hutang juga meningkat dengan
tingkat persentase 70% dan total ekuitas juga meningkat dengan tingkat
persentase 100%. Dengan demikian hal ini memperlihatkan bahwa laba yang meningkat
akan mempengaruhi kenaikan hutang pada struktur modal perusahaan, dikarenakan
kreditur yang tertarik untuk memberikan pinjaman ke perusahaan karena melihat
tingkat laba perusahaan tersebut yang tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh
Riyanto (2008, hal 2987-300) bahwa apabila suatu perusahaan mempunyai earning
yang stabil maka akan dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari
penggunaan modal asing.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa antara Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER) adalah memiliki pengaruh.
Dengan kata lain adapun kenaikan Return On Assets (ROA) dan Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap kenaikan modal ataupun hutang pada
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adri Arja Darsid (2012)
menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE) memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap Struktur Modal / Debt to
Equity Ratio (DER).
0 komentar:
Posting Komentar