BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Telepon Seluler
Menurut Mulyanta (2004), konsep dasar yang sangat penting dalam sebuah ponsel adalah kenyataan bahwa teknologi yang digunakan ponsel sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi radio yang dikawinkan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon pertama kali ditemukan dan diciptakan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Sedangkan komunikasi tanpa kabel (wireless) oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 yang kemudian diperkenalkan oleh Guglielmo Marconi. Sebelum ditemukannya ponsel, pada waktu itu mereka memasang radio telepon ke dalam mobil untuk dapat digunakan sebagai sarana komunikasi secara mobile. Pada sistem radio-telepon ini diperlukan tower antena yang terpusat dan hanya menyediakan 25 saluran pada setiap towemya. Antena pusat ini harus mem­punyai daya pancar yang kuat untuk dapat memancarkan sinyal hingga 70 km. Karena saluran yang cukup terbatas mengakibatkan tidak semua orang dapat menggunakan radio telepon ini.

2.1.1 Telepon seluler sebagai sarana komunikasi
Perkembangan dunia telepon seluler (ponsel), sebagai bagian dari teknologi telekomunikasi, berjalan begitu cepat. Menurut Suryantoro (2005), perkembangan dan kemajuan teknologi seluler atau telekomunikasi sekarang berlangsung sangat pesat. Telah muncul berbagai macam alat komunikasi canggih dengan fitur yang menarik, yang semakin meramaikan bisnis komunikasi. Demikian juga halnya dengan perangkat seluler. Sebagai contoh, tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi juga di daerah terpencil seperti desa-desa, terpasang infrastruktur telekomunikasi seperti misalnya BTS (Base Transceivers Station). BTS merupakan perangkat stasiun penghubung antara pusat operator seluler dengan MS (Mobile System) atau lebih dikenal dengan handphone. BTS merupakan sistem yang langsung berhubungan dengan handphone. Dengan demikian masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan pun dapat ikut menikmati fasilitas telekomunikasi ini.
Selain prasarana telekomunikasi yang semakin lengkap, perkembangan teknologi komunikasi pun sudah semakin pesat, yakni dengan hadirnya tiga tipe komunikasi seluler seperti AMPS, GSM dan CDMA. Sistem AMPS merupakan sistem yang pertama kali digunakan di Indonesia, yang tidak lama kemudian diikuti dengan munculnya sistem yang diberi nama GSM. Sistem GSM menjanjikan kualitas suara digital yang prima. Teknologi terbaru yang hadir adalah teknologi CDMA.


2.2 Teknologi CDMA
Menurut Daniswata dan Riyan (2005), teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) per tama kali digunakan pada Perang Dunia II oleh tentara Sekutu. Teknologi ini digunakan dengan cara mengacak pengiriman pesan untuk menggagalkan upaya Nazi Jerman dalam menyadap informasi dari tentara Sekutu.
Pesan dikirim dengan menggunakan beberapa frekuensi sehingga menyulitkan tentara Jerman untuk mengumpulkan sinyal secara lengkap. Sebab, setiap saluran atau kanal menggunakan seluruh spektrum yang tersedia, sehingga dapat mencegah gagalnya panggilan dan sulit disadap. Semenjak itu, teknologi CDMA semakin populer.
Sebagai teknologi akses multipel, CDMA mendukung banyak penggunaan dalam waktu yang bersamaan (simultan). Akses multipel merupakan spektrum radio yang dibagi dalam beberapa saluran untuk dialokasikan ke banyak pengguna sistem tersebut.
Pada CDMA, pembicaraan diubah menjadi data digital. Data digital ini kemudian dikirim sebagai sinyal radio melalui jaringan nirkabel dengan menggunakan kode unik untuk membedakan masing-masing panggilan. Dengan begitu, teknologi CDMA memungkinkan lebih banyak orang untuk berbagi gelombang udara pada saat bersamaan tanpa gangguan sinyal di udara.
Dengan konsep multipath fading, CDMA memiliki ketahanan sinyal terhadap pantulan gedung-gedung. Tak heran jika teknologi ini mampu menerima dan menggabungkan sinyal pantulan sehingga penerimaan sinyal menjadi lebih baik.
Ada dua jenis telepon seluler (hp) yang mendukung penggunaan teknologi CDMA, yaitu sebagai berikut.
  1. Jenis pesawat yang dikategorikan sebagai mobile handset dengan ukuran dan fungsi seperti ponsel pada umumnya.
  2. Jenis pesawat berupa fixed wireless terminal yang bentuknya menyerupai telepon konvensional rumah biasa, namun nirkabel.

Meskipun berangkat dari konsep telepon tetap, sistem CDMA masih memiliki beberapa kelemahan. Meskipun mobile, pergerakannya tetap saja terbatas. Contohnya untuk kawasan jakarta yang menggunakan kode akses 021, jangkauannya masih terbatas sampai area-area berkode 021 saja.
Salah satu kelemahan sistem CDMA adalah cakupannya yang terbatas karena menggunakan frekuensi 1900 mhz. Berbeda dengan operator GSM yang kebanyakan menggunakan frekuensi 900 dan 1800 mhz. Semakin tinggi frekuensi, semakin kecil jarak yang bisa di-cover oleh sebuah Base Transceiver Station (BTS). Selain cakupan yang lebih kecil, gedung-gedung tinggi yang bertebaran akan menambah menurunnya kemampuan coverage. Operator CDMA di Indonesia antara lain Telkom (Telkom Flexi), Esia, dan Fren Mobile-8.

Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan suatu teknologi digital yang dipelopori oleh QUALCOMM yang menyediakan suara jelas serta berkualitas di dalam suatu generasi yang bare dari produk komunikasi tanpa kabel (wireless communications). Dengan menggunakan digital encoding dan spread spektrum yang ada dalam teknik frekuensi radio. CDMA menyediakan fasilitas yang lebih balk dan lebih hemat biaya, kualitas suara, privacy, kapasitas sistem, dan fleksibilitas dibanding dengan teknologi tanpa kawat. CDMA juga menyediakan jasa layanan yang lebih cepat, seperti sms, email dan akses internet. CDMA dan teknologi tanpa kawat saat ini menjadi sangat populer di akhir tahun-tahun. (Suyantoro, 2005).

0 komentar:

Posting Komentar