BAB V
HASIL PENELITIAN

               Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 9 Juli 2008 sampai dengan 23 Juli 2008 pada wanita usia produktif yaitu wanita yang berusia 13-45 tahun yang Berada di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah responden sebagai sampel penelitian adalah 46 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur berbentuk kuesioner. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut:
5.1        Hasil Analisa Univariat
A.    Karakteristik wanita usia produktif
Hasil penelitian terhadap karakteristik wanita usia produktif (variabel independen) yaitu umur, pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan status perkawinan. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1)                  Umur
Distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini: 


Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Produktif Berdasarkan
Umur Di Poli Kebidanan RSUZA Tahun 2008

No
Umur
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
Remaja (13-20 tahun)
Dewasa awal (21-35 tahun)
Dewasa pertengahan (36-45 tahun)
9
22
15
19,56
47,83
32,61

Total
46
100
Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa distribusi  terbesar umur responden adalah kategori dewasa awal yaitu 22 orang (47,83 %). 
2)                  Pendidikan
Distribusi frekuensi pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Produktif Berdasarkan
Pendidikan Di Poli Kebidanan RSUZA Tahun 2008

No
Pendidikan
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
1.
2.

3.
Rendah (SD/MI, SMP/MTsn)
Menengah (SMU/MA dan sederajat)
Tinggi (Akademi dan Perguruan tinggi)
5
17

24
10,87
36,96

52,17

Total
46
100
                        Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah kategori tinggi sebanyak  24 orang (52,17%).

3)      Pendapatan
Distribusi tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini :
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Produktif Berdasarkan
Pendapatan Di Poli Kebidanan RSUZA Tahun 2008

No
Pendapatan
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
1.
2.

3.
Rendah ( <Rp. 1.000.000,-)
Sedang (Rp. 1.000.000,-  s.d. Rp. 2000.000,-)
Tinggi (>Rp.2.000.000,-)
29
8

9
63,04
17,39

19,57

Total
46
100
                        Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi tingkat pendapatan keluarga responden yang paling banyak adalah kategori  rendah sebanyak 29 orang (63,04%).
4)      Pekerjaan
Distribusi pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Produktif Berdasarkan
Pekerjaan Di Poli Kebidanan RSUZA Tahun 2008

No
Pekerjaan
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
1.
2.
Bekerja
Tidak Bekerja
21
25
45,65
54,35

Total
46
100
                        Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang (54,35%).
5)                  Status Perkawinan
Distribusi status perkawinan responden dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Produktif Berdasarkan
Status Perkawinan Di Poli Kebidanan RSUZA Tahun 2008

No
Status Kawin
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
1.
2.
Kawin
Belum Kawin
25
21
54,35
45,65

Total
46
100
                        Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden yang kawin yaitu 25 orang (54,35%).
B.     Premenstrual Syndrome (PMS)
Hasil penelitian terhadap variabel dependen yaitu Premenstrual Syndrome (PMS), didapatkan 17 orang dari 46 responden memiliki kriteria mayor premenstrual syndrome ≥ 8 dan kriteria minor ≥ 4. Sedangkan 29 responden lainnya tidak memiliki kriteria mayor ≥ 8 sehingga digolongkan ke dalam tidak menderita PMS. Adapun distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Wanita Usia Produktif Berdasarkan
Tingkat Premenstrual Syndrome (PMS) Di Poli Kebidanan RSUZA Tahun 2008

No
Premenstrual Syndrome(PMS)
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1.
2.
Ada
Tidak
17
29
36,96
63,04

Total
46
100
                  Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)                              
5.2.  Hasil Analisa Bivariat
Setelah data diolah dan dikelompokkan berdasarkan kategori seperti diatas, selanjutnya data dianalisa untuk melihat hubungan karakteristik wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh. Adapun analisa statistik yang digunakan adalah chi-square test (x²) yaitu:
a.                   Hubungan antara umur wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS).
Untuk mengetahui hubungan antara umur wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh, dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini:
Tabel 5.7
Distribusi Premenstrual Syndrome (PMS) Berdasarkan
Umur Di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh


No

Umur
Premenstrual Syndrome

Total
    X2
    Hitung
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
n
%
1
Remaja
5
55,56
4
44,44
9
100
2,275
2
Dewasa awal
6
27,27
16
72,73
22
100
3
Dewasa pertengahan
6
40,00
9
60,00
15
100

Total
17

29

46

                  Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan perhitungan chi-square test (x²) (lampiran), diperoleh nilai x² hitung adalah 2,275. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x² tabel dengan α = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991 (lampiran). Perbandingan antara kedua nilai x² tersebut, diperoleh hasil x² hitung (2,275) < x² tabel (5,991). Sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara umur wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh.
b.      Hubungan antara pendidikan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS).
Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh, dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.8
Distribusi Premenstrual Syndrome (PMS) dengan Pendidikan
Di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh

No

Umur
Premenstrual Syndrome

Total
    X2
    Hitung
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
n
%
1
Rendah
3
60,00
2
40,00
5
100
1,552   
2
Menengah
5
29,41
12
70,59
17
100
3
Tinggi
9
37,50
15
62,50
24
100

Total
17

29

46

                  Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan perhitungan chi-square test (x²) (lampiran), diperoleh nilai x² hitung adalah 1,552. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x² tabel dengan α = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991 (lampiran). Perbandingan antara kedua nilai x² tersebut, diperoleh hasil x² hitung (1,552) < x² tabel (5,991). Sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh.
c.       Hubungan antara pendapatan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS).
Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh, dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini:
Tabel 5.9
Distribusi Premenstrual Syndrome (PMS) dengan Pendapatan
Di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh

No

Umur
Premenstrual Syndrome

Total
    X2
    Hitung
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
n
%
1
Rendah
10
34,48
19
65,52
29
100
0,720

2
Sedang
4
50,00
4
50,00
8
100
3
Tinggi
3
33,33
6
66,67
9
100

Total
17

29

46

                  Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)

Berdasarkan perhitungan chi-square test (x²) (lampiran), diperoleh nilai x² hitung adalah 0,720. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x² tabel dengan α = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991 (lampiran 15). Perbandingan antara kedua nilai x² tersebut, diperoleh hasil x² hitung (0,720) < x² tabel (5,991). Sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara pendapatan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh.
d.      Hubungan antara pekerjaan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS).
Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh, dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini:
Tabel 5.10
Distribusi Premenstrual Syndrome (PMS) dengan Pekerjaan
Di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh

No

Umur
Premenstrual Syndrome

Total
    X2
    Hitung
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
n
%
1
Bekerja
7
33,33
14
66,67
21
100
0,217

2
Tidak bekerja
10
40,00
15
60,00
25
100

Total
17

29

46

                  Sumber: Data Primer (Diolah, 2008)
Berdasarkan perhitungan chi-square test (x²) (lampiran), diperoleh nilai x² hitung adalah 0,217. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x² tabel dengan α = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991 (lampiran 15). Perbandingan antara kedua nilai x² tersebut, diperoleh hasil x² hitung (0,217) < x² tabel (5,991). Sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh.


e.       Hubungan antara status perkawinan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS).
Untuk mengetahui hubungan antara status perkawinan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh, dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini:
Tabel 5.11
Distribusi Premenstrual Syndrome (PMS) dengan Status Perkawinan
Di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh

No

Umur
Premenstrual Syndrome

Total
    X2
    Hitung
Ada
Tidak ada
n
%
n
%
n
%
1
Kawin
6
24,00
19
76,00
25
100
0,217

2
Belum kawin
9
42,86
10
57,14
21
100

Total
17

29

46

                  Sumber: Data Primer (Diolah, 2008

Berdasarkan perhitungan chi-square test (x²) (lampiran 14), diperoleh nilai x² hitung adalah 2,116 selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x² tabel dengan α = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991 (lampiran 15). Perbandingan antara kedua nilai x² tersebut, diperoleh hasil x² hitung (2,116) < x² tabel (5,991). Sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara status perkawinan wanita usia produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di poli kebidanan RSUZA Banda Aceh.

0 komentar:

Posting Komentar