III.4 Risiko Persalinan
III.4.1 Risiko persalinan normal
Faktor
risiko yang bekerja saat persalinan menurut J.S Lesinski cit. Manuaba, 2001 :
1. Disproporsi sefalopelvik
Adanya ketidak cocokan ukuran
besar kepala dengan panggul, dimana ukuran kepala lebih besar daripada lebar
panggul. Sehingga pada saat persalinan berlangsung, akan terjadi kemacetan pada
proses persalinan. Tidak menutup kemungkinan terjadi kematian janinpada saat
persalinan karena kurangnya aliran oksigen pada saat persalinan.
2. Kelainan letak sungsang atau lintang
Terjadi palng banyak pada
kasus polihidramnion, yaitu air ketuban yanhg banyak dapat mengakibatkan posisi
janini dapat berubah setiap saat. Atau dapat juga karena kesalahan pada saat pemeriksaan ante natal.
3. Malpresentasi
Presentasi janin yang tidak
memungkinkan janin untuk dilahirkan secara normal, misalnya presentasi kepala
dengan ubun-ubun besar depan, presentasi kepala dengan tali pusat menumbung
atau bagian-bagian kecil dari anak yang menumbung.
4. Ketuban Pecah dini
Ketuban pecah sebelum terjadi
proses perslinan. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi persalinan.
5. Distress janin
Banyak hal yang dapat
mengakibatkan gawat janin hingga kematian terjadi pada proses persalinan. Hal
ini disebabkan karena proses persalinan yang lama, kesulitan-kesulitan pada
persalinan, kurangnya asupan oksigen pada janin dan lain-lain.
6. Perdarahan ante partum
Terjadi perdarahansebelum
persalinan, yang diakibtkan karena posisi plasenta yang tidak semestinya, atau
terjadi pelepasan plasenta sebelum persalinan berlangsung.
7. Grandemultipara
Ibu yang telah melahirkan
lebih dari 3 anak, kondisi rahim pada sat persalinan tidak berfungsi secara
maksimal. Kontraksi tidak bagus sering terjadi pada kasus ini. Mengakibatkan
perdarahan pada persalinan.
Fatio non medis
- Pengaruh
obat analgesik atau sedatif
Konsumsi obat analgesik atau
sedatif akan mengurangi kekuatan kontraksi dan dapat mengakibatkan proses
pesalinan berlangsung lebih lama, perdarahan, dll.
- Penyakit
ibu yang menyertai kehamilan
Penyakit yang menyertai
kehamilan dapat mengancam jiwa ibu dan janin pada saat proses persalinan
berlangsung. Biasanya pada kasus seperti ini, ibu dianjurkan tidak melahirkan
secara normal murni, tetapi dengan alat bantu atau Sectio Caesaria.
Pada persalinan dengan resiko tinngi memerlukan
perhatian khusus, karena pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya kematian
ibu dan neonatus ( Manuaba, 2001 )
Keadaan risiko tinggi dari sudut ibu :
1. Ketuban pecah dini
2. Persalinan lama melampaui batas waktu
perhitungan partograf
3. Persalinan terlantar
4. Ruptur uteri imminens
5. Ruptur uteri
6. Persalinan dengan kelainan letak : sungsang,
kelainan posisi kepala, dan letak lintang
7. Distosis karena tumor jalan lahir
8. Perdarahan antepartum
9. Retensio plasenta
Keadaan risiko tinggi dari sudut janin :
- Pecah
ketuban disertai perdarahan ( pecahnya vasa previa )
- Dismaturitas
- Makrosomia
- Infeksi Intra
Uterin
- Distress
janin
- Pembentukan
caput besar
Keadaan risiko tinggi pascapartus :
- Persalinan
retensio plasenta
- Atonia
uteri pascapartus
- Persalinan
dengan robekan perineum yang luas, robekan servik, vagina, dan ruptur
uteri
III.4.2 Resiko Persalinan Secara
Sectio Caesaria
Menurut
MeduaSehat.com ( 2006 ), resiko persalinan secara Sectio Caesaria dibagi
menjadi :
- Resiko jangka pendek
- Infeksi
pada bekas jahitan
Infeksi luka akibat sectio
caesaria berbeda dengan luka persalinan normal. Luka persalinan normal sedikity
dan mudah dilihat, sedangkan luka akibat sectio Caesaria besar dan
berlapis-lapis. Untuk diketahui, ada sekitar 7 lapisan mulai dari dinding perut
sampai dinding rahim, yang setelah operasi selesai, masing-masing lapisan
dijahit tersendiri, jadi bisa ada 3-5 lapisan jahitan. Bila penyembuhan tidak
sempurna, kuman akan lebih mudah terjadi infeksi sehingga k\luka menjadi lebih
parah. Bukan tidak mungkin dilakukan penjahitan ulang.
- Infeksi
Rahim
Infeksi rahim terjadi jika ibu
sudah terkena infeksi sebelumnya, misalnya mengalami pecah ketuban. Saat
dilakukan operasi, rahimpun terinfeksi. Apalagi jika antibiotik yang digunakan
tidak cukup kuat.
- Keloid
Keloid atau jaringan parut
mincul pada organ tertentu karena pertumbuhan berlebihan. Sel-sel pembentuk
organ tersebut, ukuran sel meningkat dan terjadilah tonjolan jaringan parut.
Perempuan yang kecenderungan keloid tiap mengalami luka niscaya mengalami
keloid pada sayatan bekas operasinya.
- cedera
pembuluh darah
Pisau atau gunting yang
dipakai dalam operasi berisiko mencederai pembuluh darah, misalnya tersyat.
Kadang cedera terjadi pada penguraian pembuluh darah yang lengket. Ini adalah
salah satu sebab mengapa darah yang keluar pada persalinan sectio Caesaria
lebih banyak dibandingkan persalinan normal.
- Cedera
pada kandung kemih
Kandung kemih letaknya pada
dinding rahim. Saat Sectio
Caesaria dilakukan, organ ini bisa saja terpotong. Perli dilakukan opersai
lanjutan untuk memperbaiki kandung kemih yang cedera tersebut.
- Perdarahan
Perdarahan tidak bisa dihindari
dalam proses persalinan. Namun, darah yang hilang lewat Sectio caesaria dua
kali lipat dibandingkan persalinan normal.
- Air
ketuban masuk dalam pembuluh darah
Selama Sectio Caesaria
berlangsung, pembuluh darah terbuka. Ini memungkinkan komplikasi berupaa
masuknya air ketuban ke dalam pembuluh darah ( embolus ). Bila embolus mencapai
paru-paru, terjadilah apa yang disebut pulmonary embolism, jantung dan
pernafasan ibu bisa berhenti secara tiba-tiba. Terjadilah kematian mendadak.
- Pembekuan
darah
Pembekuan darah dapar
terjadi pada urat halus di bagian kaki atau organ panggul. Jika bekuan ini
mengalir ke paru-paru, terjadilah embolus.
- Kematian
saat persalinan
Beberapa penelitian
menunjukkan, angka kematian ibu pada Sectio caesaria lebih tinggi dibandingkan
persalinan normal. Kematian umumnya disebabkan karena kesalahan pembiusan, atau
perdarahan yang tidak ditangani secra tepat.
- kelumpuhan
kandung kemih
usai sectio Caesaria,
ada kemungkinan ibu tidak tidak bisa buang air kecil karena kandung kemihnya
kehilangan daya gerak ( lumouh ). Ini terjadi karena saat proses pembedahan
kandung kemih terpotong.
- Hematoma
Hematoma adalah
perdarahan pada rongga tertentu, jika ini terjadi selaput disamping rahim akan
membesar membentuk kantung akibat pengumpulan darah yang terus menerus.
Akibatnya fatal, yaitu kematian ibu. Sebenarnya, kasus ini juga bisa terjadi
pada persalinan normal. Tetapi mengingat resiko perdarahan pada sectio Caesaria
lebih tinggi, risiko hemetomapun lebih besar.
- Usus
terpilin
Sectio caesaria mengakibatkan
gerak peristaltik usus tidak bagus, kemungkinan karena penanganan yang salah
akibat manipulasi usus, atau perlekatan usus saat mengembalikannya ke posisi
semula.
- Keracunan
darah
Keracuana darah pada
sectio caesaria dapat terjadi karena sebelumnya ibu sudah mengalami infeksi.
Ibu yang di awal kehamilan mengalami infeksi bawah rahim, berarti air
ketubannya sudah mengandung kuman. Jika ketuban pecah dan didiamkan, kuman akan
aktif sehingga vagina berbau busuk karena bernanah. Selanjutnya kuman masuk ke
dalam pembuluh darah ketika operasi berlangsung, dan menyebar keseluruh tubuh.
Keracunan darah yang berat dapat menyebabkan kematian ibu.
- Risiko Jangka Panjang
- Masalah
psikologis
Berdasarkan penelitian,
perempuan yang mengalami Sectio caesaria mempunyai perasaan negatif usai
menjalaninya ( tanpa memperhatikan kepuasan hasil operasi ). Depresi pasca
persalinan juga masalah yang sering muncul. Beberapa mengalamu reaksi stess
pascatrauma berupa mimpi buruk, kilas balik, atau ketakutan luar biasa terhadap
kehamilan. Masah psikologis ini lama-lama kan mengganggu kehidupan rumah tangga
atau menyulitkan pendekatan terhadap bayi. Hal ini muncul jika ibu tidak siap
menghadapi operasi.
- perlekatan
organ bagian dalam
penyebab perlekatan organ
bagian dalam pasca Sectio caesaria adalah tidak bersinya lapisan permukaan dari
noda darah. Terjadilah perlengketan yang menyebabkan rasa sakit pada panggul,
masalah pada usus besar, serta nyeri pada saat melakukan hubungan seksual. Jika
kelak dilakukan sectio caesaria lagi, perlekatan yang menimbulkan kesulitan
teknis hingga melukai organ lain, seperti kandung kemih atau usus.
- Pembatasan
kehamilan
Dulu, perempuan yang pernah
mengalami sectio caesaria hanya boleh melahirkan lebih dari itu, bahkn smpai 5
kali. Tapi risiko dan komplikasi lebih berat.
- Risiko Persalinan Selanjutnya
- Sobeknya
jahitan rahim
Ada 7 lapisan jahitan yang
dibuat saat sectio caesaria. Yaitu jahitan pada kulit,lapisan lemak, sarung
otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim dan rahim. Jahitan
rahim ini dapat sobek pada persalinan berikutnya. Makain sering menjalani
sectio caesaria makin tinggi risiko terjadinya sobekan.
- Pengerasan
plasenta
Plasenta bisa tumbuh ke dalam
melewati dinding rahim, sehingga sulit dilepaskan. Bila plasenta sampai
menempel terlalu dalam ( sampai ke myometrium ), harus dilakukan pengangkatan
rahim karena palsenta mengeras. Risikonya terjadi plasenta ini bisa meningkat
karena sectio caesaria.
- Tersayat
Ada dua pendapat sol
kemungkinan tersayatnya bayi saat sectio caesaria. Pertama, habisnya air
ketuban yang membuat volume ruang dalam rahim menyusut. Akibatnya, ruang gerak
bayipun berkurang dan lebih mudah terjangkau pisau bedah. Kedua, pembedahan
lapisan perut selapis demi selapis yang mengalirkan darah terus menerus.
Semburan darah membuat janin sulit terlihat. Jika pembedahan dilakukan tidak
hati-hati, bayi bisa tersayat di dlam kepala atau bokong. Terlebih dindng rahin
sanagat tipis.
- Masalah
pernafasan
Bayi yang lahir lewat sectio
caesaria cenderung mempunyai masalah pernafasan yaitu nafas cepat dan tak
teratur. Ini terjadi karena bayi tidak mengalami tekanan saat lahir seperti
bayi yang lahir alamisehingga cairan paru-parunya tidak bisa keluar. Masalah
pernafasan ini akan berlanjut hingga beberapa hari setelah lahir.
- Angka
APGAR rendah
Angka APGAR adalah angka yang
mencerminkan kondisi umum bayi pada menit pertama dan menit ke lima. Rendahnya
angka APGAR merupakan efek anestesi dari sectio caesaria, kondisi bayi yang
stress menjelang lahir, atau bayi tidak distimulasi sebagaiman bayi yang lahir
lewat persalinan normal. Berdasarkan penelitain, bayi yang lahir lewat sectio
caesaria butuh perawatan lanjutan dan alat bantu pernafasan yang lebih tinggi
dibandingkan bayi lahir normal.
0 komentar:
Posting Komentar