BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Variabel Penelitian
  1. Debt to Equity Ratio (DER)
            Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Berikut ini data Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1
Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2011
(x)
No
Kode Perusahaan
Debt to Equity Rasio
2008
2009
2010
2011
1
ASII
1.21
1.00
1.10
1.02
2
AUTO
0.45
0.39
0.38
0.47
3
GJTL
4.28
2.32
1.94
1.61
4
IMAS
17.78
10.16
4.99
1.54
5
INDS
7.45
2.75
2.39
0.80
6
LPIN
1.21
0.49
0.41
0.33
7
PRAS
3.84
4.36
2.33
2.45
8
SMSM
0.63
0.80
0.96
0.70



Jumlah
36,85
22,27
14,5
8,92
Rata-rata
4,61
2,78
1,81
1,11
Pertumbuhan
-39,70
-34,89
-38,67
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2013).
            Berdasarkan tabel IV.1 diatas terlihat bahwa perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) pada tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Tetapi jika dilihat dari rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada masing-masing perusahaan Otomotif terlihat bahwa Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan. Kisaran Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan Otomotif tersebut berada pada kisaran  4,61x sampai 1,11x.
            Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan pada setiap tahunnya yaitu dari tahun 2008 yang sebesar 4,61x menurun ditahun 2009 menjadi 2,78x penurunan ini sebesar 1,83x. Penurunan juga terjadi dari tahun 2009 ke tahun 2010 menjadi 1,81x penurunan tersebut sebesar 0,97 ini terjadi pada tahun terakhir yaitu mengalami penurunan sebesar 0,7x. Menurunnya ekuitas akan mempengaruhi modal perusahaan. Sehingga perusahaan harus meminjam modal dari perusahaan lain untuk melakukan kegiatan operasionalnya.
b. Return On Asset (ROA)
            Return On Asset (ROA) adalah keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi. Dimana perbandingan antara laba setelah biaya dan pajak (laba bersih) dengan total aktiva perusahaan yang diukur dalam satuan rasio (%). Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Berikut ini data Return On Asset (ROA) pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.2
Return On Asset (ROA) Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2011
(%)
No
Kode Perusahaan
Return On Asset
2008
2009
2010
2011
1
ASII
11.4
11.3
12.7
13.9
2
AUTO
14.2
16.5
20.4
15.9
3
GJTL
-7.2
10.2
8.0
8.2
4
IMAS
0.4
2.3
5.6
8.3
5
INDS
3.5
9.5
9.2
10.6
6
LPIN
2.6
7.4
9.4
7.2
7
PRAS
-2.7
-8.6
0.3
0.9
8
SMSM
9.8
14.5
14.1
19.3



Jumlah
32
62.9
79.7
84,3
Rata-rata
4,3
7,9
10
10.5
Pertumbuhan
83.7
26,6
5
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2013)

            Berdasarkan tabel IV.2 di atas diketahui bahwa perkembangan Return On Asset (ROA) pada tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun  2008 modal kerja memiliki rata 4,3% lebih kecil dari tahun berikutnya, hal ini berarti perusahaan memiliki laba lebih kecil dari tahun berikutnya. Pada tahun 2009 Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan rata-rata sebesar 7,9%, hal ini berarti laba perusahaan mengalami peningkatan sehingga perusahaan mampu membayar beban-beban perusahaan. Pada tahun 2010 ada peningkatan sebesar 10%. Dan  pada tahun 2011 Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan dengan nilai tinggi sebesar 10,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan laba perusahaan semakin meningkat, sehingga perusahaan mampu membayar hutangnya. Hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan dan total asset mengalami peningkatan.

c. Return On Equity (ROE)
            Return On Equity (ROE) merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak biaya bunga dan pajak (laba bersih) dengan modal sendiri yang diukur dalam satuan rasio (%). Berikut data Return On Equity (ROE) pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 sebagai berikut:
Tabel IV.3
Return On Equity (ROE) Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2011
(%)
No
Kode Perusahaan
Return On Equity
2008
2009
2010
2011
1
ASII
27.8
25.2
29.1
28,1
2
AUTO
21.3
23.9
29.6
23.4
3
GJTL
-37.9
33.9
23.5
21.4
4
IMAS
8.0
26.9
35.1
21
5
INDS
29.3
35.5
31.3
19
6
LPIN
5.8
11
13.2
9.6
7
PRAS
-13
-46
1.1
3.2
8
SMSM
16.8
26.7
29
32.7



Jumlah
58.1
137.1
192
158.4
Rata-rata
7.3
17.1
24
19,8
Pertumbuhan
134
40.4
17.5
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2013).
            Berdasarkan tabel IV.7 diatas, terlihat bahwa perkembangan Return On Equity (ROE) pada tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari rata-ratanya Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan pada 3 tahun terakhir yang berada pada kisaran 7.3% sampai 24%.
            Bahwa Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan pada dari tahun 2008 sebesar 7,3% meningkat di tahun 2009 menjadi 17.1% peningkatan ini terjadi cukup besar yaitu sebesar 9,8%. Dari tahun 2009 tersebut ke tahun berikutnya juga terjadi peningkatan yaitu pada tahun 2010 menjadi 24% ini juga peningkatan sebesar 6.9% tetapi pada tahun terakhir yaitu tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 19.8%.

B. Teknik Analisis Data
1. Metode Regresi Linier Berganda
            Dalam menganalisis data digunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari nilai Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) serta untuk mengetahui hubungan antara Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara bersama-sama terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Berikut hasil pengolahan datanya :
Tabel IV. 4
Hasil Analisis Regresi Berganda
                                                     Coefficientsa

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.

B
Std. Error
Beta

1
(Constant)
4.780
.756

6.326
.000

Return On Assets
-.526
.117
-1.037
-4.508
.000

Return On Equity
.121
.043
.652
2.833
.008

a. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio










Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)      
            Dari hasil pengujian yang ada pada tabel IV.4 dengan penggunaan program SPSS for windows versi 16.00 diperoleh koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
a                      = 4.780
ROA               = -0.526
ROE                = 0.121
            Hasil tersebut dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda sehingga diketahui persamaan sebagai berikut :
Y = 4.780 - 0.526 X1 + 0.121 X2 + e
Keterangan :
a.         Nilai a = 4.780 menunjukkan bahwa apabila nilai dimensi Debt to Equity Ratio (DER) yang terdiri dari Return On Asset (ROA)(X1) dan Return On Equity (ROE)(X2), bernilai nol maka Debt to Equity Ratio (DER)  pada perusahaan Otomotif sebesar 4780. Atau dapat dikatakan, Debt to Equity Ratio (DER) tetap bernilai 4.780 apabila tidak dipengaruhi oleh variabel Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).
b.        Nilai X1 Return On Asset (ROA) = -0.526 menunjukkan bahwa apabila Return On Asset (ROA) mengalami kenaikan 1% maka akan mengakibatkan penurunan DER pada perusahaan Otomotif sebesar -0.526, dengan asumsi bahwa nilai Return On Equity (ROE) tetap atau tidak berubah.
c.         Nilai X2 Return On Equity (ROE) = 0.121 menunjukkan bahwa apabila Return On Equity (ROE) mengalami kenaikan 1% makan akan mengakibatkan kenaikan juga terhadap Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan Otomotif sebesar 0.121, dengan asumsi bahwa Return On Assets (ROA) tetap atau tidak berubah.
2.  Uji Asumsi Klasik
  1. Uji Normalitas
            Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat (independent) dan variabel bebas (dependent) atau keduanya berdistribusikan secara normal atau tidak. Model yang paling baik hendaknya terdistribusi data normal atau mendekati normal. Maka dapat diperoleh hasil dan uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut :
1)        Uji Kolmogorov Smirnov
Tabel IV.5
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
                               One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test



Unstandardized Residual

32

Normal Parametersa
Mean
.0000000
Std. Deviation
2.67408778
Most Extreme Differences
Absolute
.191
Positive
.191
Negative
-.154
Kolmogorov-Smirnov Z
1.081

Asymp. Sig. (2-tailed)
.193

a. Test distribution is Normal.


Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)

           

            Berdasarkan data hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov dapat diperoleh nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov = 0.193 karena 0.193 > 0.05, maka H0 diterima atau data residual berdistribusi normal.

b.        Uji Multikolinearitas
            Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas, dengan ketentuan :
1.      Bila VIF > 10 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
2.      Bila VIF < 10 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
Tabel IV.6
Hasil Uji Multikolinearitas
                                                     Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics

B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF

1
(Constant)
4.780
.756




Return On Assets
-.526
.117
-1.037
.372
2.691

Return On Equity
.121
.043
.652
.372
2.691

a. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio










Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)
           
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa model tidak terdapat masalah Multikolinearitas, karena VIF (Varience Inflation Factor) tidak lebih besar dari 10 (VIF), yaitu :
VIF Return On Asset (ROA)              = 2.691 < 10
VIF Return On Equity (ROE) = 2.691 < 10
            Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai pada model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

c.         Uji Heterokedastisitas
            Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi penelitian ini, analisis yang dilakukan yaitu dengan metode informal. Metode informal dalam pengujian heterokedastisitas yaitu metode grafik Scatterplot, sebagai berikut :
Gambar IV.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)



            Menurut grafik Scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak berbentuk pola tertentu yang jelas serta menyebar baik diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga regresi layak dipakai.

b.        Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode ke t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.
Cara mengidentifikasi autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin Waston (D-W), yaitu :
1)      Jika nilai D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2)      Jika nilai D-W di bawah -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
3)      Jika nilai D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel IV.7
Hasil Uji Autokorelasi
                                                  Model Summaryb
Model
R
R Square
Change Statistics
Durbin-Watson

R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change

1
.655a
.429
.429
10.896
2
29
.000
1.890

a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On Assets





b. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio






Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)

            Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai Durbin Watson adalah 1.890 (D-W antara -2 sampai +2), berarti tidak terjadi auto korelasi pada model regresi diatas.
3. Uji Hipotesis
a) Uji Secara Parsial (Uji-t)
            Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara individual mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y).



Dimana :
t     = nilai t hitung
r     = koefisien korelasi
n    = jumlah sampel
Bentuk Pengujian
H0 : rs     =       0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
Ha  : rs   ≠       0, artinya terdapat hubungan signifikan antara Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Debt to Equity Ratio (DER).
1.      Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)
            Untuk mengetahui apakah Return On Assets (ROA) secara individu terhadap Debt to Equity Ratio (DER). Untuk penyederhanaan uji statistik t maka peneliti menggunakan pengolahan data SPSS for Windows versi 16.0 maka dapat diperoleh hasil uji t, sebagai berikut :

Tabel IV.8
Hasil Uji Hipotesis t
                                                           Coefficientsa

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.

B
Std. Error
Beta

1
(Constant)
4.780
.756

6.326
.000

Return On Assets
-.526
.117
-1.037
-4.508
.000

Return On Equity
.121
.043
.652
2.833
.008

a. Dependent Variable: Debt to Equity Ratio










Sumber : Data diolah SPSS 16.0 (2014)


            Untuk kriteria uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan nilai t, untuk n = 32 – 2 = 30 adalah 2.042.
Dari pengolahan data SPSS 16.0 maka dapat diperoleh hasil uj t, sebagai berikut :
thitung    = -4.508
ttabel        = 2.042
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika : -2.042 ≤  thitung ≤ 2.042, pada α = 5%
Ha ditolak jika : thitung > 2.042
                           thitung < -2.042

Gambar IV.2
Diagram Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap
Debt to Equity Ratio (DER)
            Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh -4.508 < 2.045, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara Return On Assets (ROA) Terhadap Debt to Equity Ratio (DER). 

0 komentar:

Posting Komentar