BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Kerangka
Teoritis
Kerangka
teoritis adalah teori yang menjadikan dasar penegasaan Variabel yang dideskripsikan
sesuai dan terkait dengan masalah yang diteliti. Daerah pernyataan diatas, maka
yang menjadi kerangka teoritis dalam penilitian ini adalah:
1.
Pengertian
Belajar
Belajar
adalah sebuah perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya
pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Belajar
akan lebih berhasil, bila bahan yang di pelajari menarik perhatian anak. Karena
itu bahan harus di pilih yang sesuai dengan minat anak atau yang ada di
dalamnya. nampak jelas adanya tujuan
yang sesuai dengan tujuan anak melakukan aktivitas belajar. Proses belajar
sangat bergantung kepada situasi dan kondisi pelajar, hasilnya pun demikian
pula, sangat terpengaruh oleh nya bahkan juga proses berinteraksi antara yang
dipelajari dan yang mempelajari.
Untuk
lebih memahami pengertian belajar, berikut ini
di kemukakan secara ringkas pengertian menurut beberapa pandangan para
ahli pendidikan :
Lyle
E.Bourne, JR, Bruce R. Ekstrand (Learning as
a relatively permanent change in behavior traceable to ezperfence and
practice). Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang
di akibatkan oleh pengalaman dan latihan.
Clifford
T. Morgan (Learning is any relatively
permanent change in behavior that is a result of past experience). Belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil
pengalaman yang lalu.
Geoch (Learning
is change in performance as result of practise). Belajar adalah perubahan
keterampilan sebagai hasil dari keterampilan.
Perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang banyak
sekali, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu sudah tentu tidak setiap
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Dari
uraian di atas, kata kunci dan definisi belajar adalah perubahan tingkah laku.
Perubahan yang di dasari sehingga mengakibatkan bertambahnya pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang di peroleh dari interaksi individu dengan lingkungannya.
1.
Hasil
Belajar
a.
Pengertian
Hasil Belajar
Hasil
belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.
Sudjana( 2005 : 3) Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku dimaksudkan sebagai
hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Soedijarto
( dalam purwanto,2011 : 46 ) mengemukakan bahwa
hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan.
Menurut
Caroll dalam R. Angkowo dan A. Kosasih ( 2007 : 51), bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh lima faktor yaitu (1)bakat belajar, (2)waktu yang tersedia
untuk belajar , (3)kemampuan individu, (4)kualitas pengajaran, (5)lingkungan.
Clark
dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001 : 39) mengungkapkan bahwa hasil
belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Sehubung
hasil belajar , winkel (dalam purwanto,2011 : 45 ) juga mengemukakan Hasil
belajar menunjukan adanya perubahan dalam pola prilaku. Semakin banyak
kemampuan yang diperoleh sampai menjadi milik pribadi, semakin banyak pula
perubahan yang dialami. Kemampuan- kemampuan itu digolongkan menjadi kemampuan
kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensorik-motorik
yang meliputi ketrampilan merangkai gerak-gerik badan, kemampuan dinamik
afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perlakuan tindakan,semua
berubah dalam sikap dan tingkah laku.
Dengan
demikian diharapkan bahwa hasil belajar, bukan hanya sekedar pengetahuan
semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku dan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sekolah, kehidupan sehari-hari dimasyarakat
dan dikeluarga.
Berdasarkan
uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai siswa baik kemampuan kognitif, sensorik serta
kemampuan motorik yang ditandai dengan skala nilai yang dapat membentuk kepribadian
siswa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hasil
belajar merupakan perubakan tingkah laku domain-domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b.
Faktor
yang Mempengaruhi hasil belajar
Menurut
Muhibbin Syah (2006:145) secara garis besar faktor – faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
- Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Berdasarkan pengertian
di atas maka peneliti menyimpulakan
bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan
pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam
jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil
belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai
hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
c.
Indikator Hasil Belajar
Suryabrata (2001:24),membagi indikator menjadi tiga aspek:
- Kemampuan Kognitif ( Proses Berpikir )Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,mengetahui dan memecahkan masalah. Tujuan domain kognitif adalah pengetahuan, pemahamaan, penerapan, analisis, dan evaluasi.
- Afektif ( Nilai atau Sikap )Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap,minat,emosi, nilai hidup dan opresiasi siswa. Tujuan domain afektif adalah penerimaan, pemberian respon atau partisipasi, penilaian atau penentua sikap, organisasi, dan karateristik / pembentukan pola hidup.
- Psikomotorik ( Keterampilan )Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Tujuan domain psikomotorik adalah peniruan, manipulas, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.
4.
Bakat
a.
Pengertian
Bakat
bakat adalah kondisi seseorang dengan
suatu pendidikan dan latihan memungkinkannya mencapai kecakapan, pengetahuan
dan keterampilan khusus. Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari faktor
bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu
bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan
dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan
dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.
Seseorang
yang tidak berbakat akan sukar untuk mempelajari sesuatu secara mendalam.
Menurut Hilgard dalam buku Slameto (2003: 58) Bakat adalah kemampuan untuk
belajar.
Menurut Munandar
(1992:17) bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Menurut Renzuli dalam
Indra (2009:197) anak berbakat merupakan suatu interaksi antara tiga sifat
dasar manusia yang menyatu dalam satu ikatan yang terdiri dari kemampuan umum
dan dengan tingkatnya diatas kemampuan rata –
rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas – tugas, dan kreatifitas yang
tinggi.
Munandir ((2001:15-16) mengatakan,
bahwa bakat sering dikatakan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita dengar secara
umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
Sedangkan menurut Damon tentang bakat dalam Ayu (2009:13)
mengatakan bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk prestasi tinggi. Untuk
berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan dan
latihan.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa bakat anak itu sudah ada sejak lahir dan harus diberi penanganan yang
tepat sesuai dengan bakat anak. Karena orangtua yang mengerti dengan pendidikan
maka mereka akan mengarahkan anak mereka sesuai dengan bakat yang ada dalam
diri anak, dan mereka juga akan memberikan pelayanan yang sesuai terhadap bakat
yang dalam diri anak tersebut. Hal ini berbeda dengan orangtua yang kurang
mengerti dengan pendidikan, mereka hanya tahu bagaimana cara mencukupi makan
sehari – hari. Sehingga mereka tidak mengetahui perkembangan yang ada dalam
diri anak mereka khususnya bakat yang ada pada diri anak usia dini.
b. Faktor
–Faktor
Yang Mempengaruhi Bakat
a.
Faktor internal meliputi:
- Minat
- Motif berprestasi
- Keberanian mengambil resiko
- Keuletan dalam menghadapi tantangan
- Daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
b.
Faktor
eksternal meliputi :
- Kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri
- Sarana dan prasarana
- Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
- Lingkungan tempat tinggal
- Pola asuh orang tua
c.
Indikator
bakat seorang anak
Indikator
bakat menurut Guildford (Sunaryo, 2004) :
- Aspek perseptual, yaitu kemampuan di dalam melakukan persepsi yang mencakup kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan persepsi.
- Aspek Psikomotor : meliputi kemampuan fisik seperti kekuatan fisik, kecepatan gerak, ketelitian dan ketepatan, koordinasi dan keluwesan anggota tubuh.
- Aspek Intelektual : meliputi kemampuan mengingat dan mengevaluasi suatu informasi.
B.
Kerangka
Konseptual
Salah satu penyebab
rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah bakat. Pentingnya bakat siswa
dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya menjadi perhatian khusus bagi para
guru untuk memperhatikan bakat yang dimiliki siswa supaya dapat belajar sesuai
dengan bakatnya.
Dalam hal ini
pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dapat disesuaikan dengan bakat
siswa. Karena dalam mempelajari matematika memerlukan bakat untuk mengetahui Kemampuan
siswa itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan
pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
Bakat memegang peranan
penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang. Berbagai penelitian
menunjukan hubungan yang erat antara bakat dan hasil belajar di sekolah.
Mengetahui bakat yang dimiliki siswa itu
sangat penting karena dengan mengetahuinya, maka akan dapat menempatkan siswa
tersebut belajar di sekolah sesuai dengan bakatnya.
C.
Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis penelitiannya adalah ada
pengaruh bakat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X-AK SMK-BM Tarbiyah
Islamiyah Hamparan Perak T.P 2013 / 2014.
0 komentar:
Posting Komentar