BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Tempat
Penelitian
Tempat yang dipilih menjadi tempat
penelitian adalah di RSUD Sipirok karena menurut peneliti merupakan tempat yang
sesuai dan mudah dijangkau oleh peneliti dan RSUD Sipirok merupakan rumah sakit
rujukan dan pendidikan.
3.1.2. Waktu
Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Mei sampai Juni tahun 2014.
3.1.3. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan petugas dalam pengisian rekam medis di RSUD Sipirok Tahun 2014.
Pendekatan analisisnya adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu
menggambarkan tentang suatu variable melalui angka-angka.(Arikunto,1998).
3.2. Defenisi Operasiona Penelitian
3.2.1. Tingkat Pengetahuan Petugas
Tingkat pengetahuan petugas adalah
pengetahuan petugas tentang pengisian identitas pasien di bagian tempat
pendaftaran pasien baru rawat jalan di RSUD Sipirok.
3.2.2. Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Yang dimaksud dengan kelengkapan
berkas rekam medis pasien baru rawat jalan adalah kelengkapan pengisian
identitas pasien tersebut :
- Nama Lengkap
- Alamat Lengkap
- Orang yang dihubungi
- Nomor pasien
- Usia
3.3. Populasi
dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
petugas rekam medis dibagian tempat pendaftaran pasien baru rawat jalan di RSUD
Sipirok yang berjumlah 10 orang dan berkas rekam medis pasien baru rawat jalan
RSUD Sipirok sebanyak 195 berkas.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
jumlah dari total populasi dari petugas rekam medis sebanyak 10 orang dan
sebagian dari berkas pasien baru rawat jalan yang dipilih secara random
sampling sebanyak 125. Pengambilan sampling adalah 10% dari total popolasi (
Arikunto,1998 )
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini ada 2 ( dua ), yakni
:
- Untuk mengukur tingkat pengetahuan melalui kuesioner
- Kelengkapan pengisian berkas rekam medis yakni, nama lengkap, alamat lengkap, orang yang dapat dihubungi, nomor rekam medis, dan usia.
3.5. Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan
menggunakan komputer (Microsoft Excel) sesuai dengan rumus yang telah ada, lalu
dianalisis secara statistic deskriptif dan disajikan dalam bentuk table.
Teknik
analisa data dilakukan pada masing-masing varibel yakni :
- Pengetahuan petugas tentang pengisian identitas pasien baru rawat jalan.
- Kelengkapan berkas rekam medis yaitu nama lengkap,alamat lengkap,orang yang dapat dihubungi, nomor rekam medis dan usia.
- Karakteristik.
- Pengolahan data
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah
Rumah Sakit
Rumah sakit umum
Sipirok adalah merupakan salah satu Rumah Sakit Milik Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1937, dimana letak bagunan
berada di jalan Rumah Sakit No.1 kota Sipirok degan jumlah perawat sebanyak 115
orang perawat.
Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Jakarta Tanggal 22 Februari 1979 NO :
51/MENKES/SK/11/1979. Rumah Sakit Umum Sipirok ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Berstatus kelas “C”. dan degan struktur hirarki Rumah Sakit Memiliki
pemerintahan Daerah telah di tetapkan dalam keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingakat 1 Sumatera Utara Tanggal 10 Maret 1983 NO : 061-1-58/K/Tahun 1983
Tengtang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Sipirok,
selanjutnya dikembangkan dalam keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingakat 1
Sumatera Utara tanggal 21 juni 1996 NO.11 Tahun 1996.
Untuk memenuhi perkembangang zaman dan kebutuhan masyarakat yang terus
menerus miningkat disertai degan keberhasilan pengelolaan dan pembagunan yang
dilaksanakan, Rumah Sakit Umum Sipirok dinaikkan kelasnya menjadi Rumah Sakit
Umum kelas “B” Non Pendidikan degan kapasitas tempat tidur sebanyak 144 buah,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO : 316/
MENKES/SK/1999 Tanggal 23 April 1999.
Dengan Persetujuan Menteri Dalam
Negeri NO : 061/1732/SJ/1999 Tanggal 23 juli 1999, kemudian di tuangkan dalam
bentuk Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tengtang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Sipirok degan nomor surat Keputusan NO : 8 Tahun 1999.
Seiring dengan dikeluarkan Undang-Undang
NO. 4 Tahun 2011 tentang pembentukan Kota Sipirok, maka Rumah Sakit Umum
Sipirok menjadi lembaga Tekhnis Daerah
berbentuk Badan Milik Pemerintah Kota Sipirok, sesuai degan Peraturan Daerah
Kota Sipirok NO.05 Tahun 2003.
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok
a.
Visi
Rumah
Sakit Umum Daerah Yang diminati Oleh Masyarakat.
b.
Misi
- Mewujudkan Pelayanan Kesehatan secara profesional
- Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah yang Transparan dan Akuntabel.
c
. Tujuan
- Menjadikan Rumah Sakit rujukan di pantai Barat
- Terwujudnya peningkatan kualitas, disiplin aparatur dan pengelolaan administrasi, keuagan yang dapat mendukung peningkatan pelayanan kesehatan
4.2.
Hasil Penelitian
Setelah melakukan
penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Dalam Pengisian Berkas
Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Sipirok Tahun 2014 pada bulan Mei sampai dengan
bulan Juni tahun 2014 dengan responden sebanyak 10 orang dan berkas rekam medis
pasien baru rawat jalan tahun 2014 sebanyak 125 berkas. Maka hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
4.2.1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan pengetahuan responden, distribusinya dapat
dilihat pada table dibawah ini.
Tabel
4.1 Distribusi responden berdasarkan Karakteristik bagian rekam medis RSUD.
Sipirok Tahun 2014.
No
|
Karakteristik
Responden
|
Frekuensi
responden
|
|
Jumlah
|
%
|
||
1.
|
Umur
|
||
|
< 30 Tahun
|
6
|
60 %
|
|
30 – 45 Tahun
|
2
|
20 %
|
|
> 45 Tahun
|
2
|
20 %
|
|
Total
|
10
|
100
%
|
Responden dalam penelitian ini
adalah seluruh petugas rekam medis dibagian pendaftaran pasien baru dengan
jumlah ( total anggota populasi ) sebanyak 10 orang. Hasil penelitian
menunjukkan kelompok umur responden yang terbanyak adalah pada kelompok umur
<30 tahun yaitu 6 orang sedangkan 30-45 tahun sebanyak 2 orang.
2.
|
Jenis
kelamin
|
||
|
Laki – laki
|
4
|
40 %
|
|
Perempuan
r
|
6
|
60 %
|
|
Total
|
10
|
100
%
|
Berdasarkan kelompok
jenis kelamin dapat dilihat bahwa mayoritas petugas rekam medis di RSUD.SIPIROK berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 4 orang (40%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 6
orang (60 %).
3
|
Lama
bekerja
|
||
|
< 5 Tahun
|
3
|
30 %
|
|
5- 10 Tahun
|
4
|
40 %
|
|
>10 tahun
|
3
|
30 %
|
|
Total
|
10
|
100
%
|
Berdasarkan kelompok
lama bekerja dapat kita lihat sebanyak 3 orang yang lamanya bekerja selama <
5tahun.
4.
|
Pendidikan
|
||
|
SMA
|
7
|
70 %
|
|
D3
|
3
|
30 %
|
|
Total
|
10
|
100
%
|
Berdasarkan kelompok
pendidikan dapat kita lihat sebanyak 7 orang ( 70%) dijumpai petugas rekam
medis yang berpendidikan SMA, sedangkan yang berpendidikan D-III sebanyak 3 orang
(30%).
Tabel 4.2. :Distribusi
Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Pasien Baru Rawat Jalan di RSUD SIPIROK
Tahun 2014
5
|
Pengetahuan
|
Frekuensi (n)
|
Persentase (100%)
|
1
|
Baik
|
3
|
30
|
2
|
Sedang
|
6
|
60
|
3
|
Tidak
baik
|
1
|
1
|
Jumlah
|
10
|
100 %
|
Dari table di atas
dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan “Baik” yaitu sebanyak 3 orang (30%), berpengetahuan
“Sedang” sebanyak 6 orang (60%). Dan
berpengetahuan “Tidak Baik” 1 orang (10%).
|
4.3 Distribusi
Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Pengisian Berkas
Rekam Medis Pasien Baru Rawat Jalan terhadap Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Umur.
No
|
Umur
(Tahun)
|
Pengetahuan
|
Total
|
||||||
Baik
|
Sedang
|
Tidak Baik
|
|||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
<30
|
1
|
10
|
4
|
40
|
1
|
10
|
6
|
60
|
2
|
30-45
|
0
|
0
|
2
|
20
|
0
|
0
|
2
|
20
|
3
|
>40
|
2
|
20
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
20
|
TOTAL
|
10
|
100
|
4.4 Distribusi
Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Pengisian Berkas
Rekam Medis Pasien Baru Rawat Jalan terhadap Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Pendidikan.
No.
|
Pendidikan
|
Pengetahuan
|
Total
|
||||||
Baik
|
Sedang
|
Tidak
Baik
|
|||||||
|
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
1.
|
SMA
|
2
|
20
|
3
|
30
|
1
|
10
|
7
|
70
|
2.
|
D-III
|
0
|
0
|
3
|
30
|
0
|
0
|
3
|
30
|
Total
|
|
10
|
100
|
||||||
|
|
|
Dari Tabel di atas
dapat dilihat bahwa pada pendidikan SMA dijumpai berpengetahuan sedang sebanyak
3 orang (30%), Pada pendidikan D-III di
jumpai 3 orang (30%) yang berpengetahuan sedang .
Interpretasi
dari tabel di atas adalah semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik dan
bagus pengetahuannya. Hal ini dapat di lihat pada pendidikan D-III yang
berpengetahuan baik.
4.5 Distribusi
Frekuensi Tingkat Pengentahuan Petugas Rekam Medis Tentang Pengisian Berkas
Rekam Medis Pasien Baru Rawat Jalan Terhadap Kelengkapan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Lama Bekerja
No
|
Lama
bekerja
(Tahun)
|
Pengetahuan
|
Total
|
||||||
Baik
|
Sedang
|
Tidak Baik
|
|||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
<5
|
0
|
0
|
2
|
20
|
1
|
10
|
3
|
30
|
2
|
5-10
|
0
|
0
|
4
|
40
|
0
|
0
|
4
|
40
|
3
|
>10
|
1
|
10
|
2
|
20
|
0
|
0
|
3
|
30
|
TOTAL
|
10
|
100
|
Dari
Tabel di atas dapat dilihat bahwa pada lama bekerja < 5 tahun yang
berpengetahuan sedang sebanyak 2 orang (20%), berpengetahuan baik sebanyak 1
oarng (10%). Interpetasi dari table
diatas adalah lama bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan rekam medis yang di
pengaruhi oleh faktor umum dan pendidikan.hal ini dapat di lihat tidak adanya
yang berpengetahuan tidak baik pada lama bekerja < 5 tahun.
4.6.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pengisian Identitas Pasien pada Berkas Rekam Medis di RSUD.SIPIROK
Pengisian Identitas Pasien
|
Lengkap
|
%
|
Tidak lengkap
|
%
|
Nama
Lengkap
|
25
|
12,8
|
171
|
87,2
|
Alamat
Lengkap
|
22
|
11,2
|
174
|
88,8
|
Orang
yang dapat yang dihubungi
|
27
|
13,8
|
169
|
86,2
|
Nomor
Rekam Medis
|
196
|
100
|
0
|
0
|
Usia
|
196
|
100
|
0
|
0
|
Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa pada pengisian nama lengkap mayoritas dijumpai 125 berkas
(87,2) tidak lengkap dan 25 berkas (12,8) lengkap , pada alamat lengkap
mayoritas dijumpai sebanyak 125 berkas
(88,8) tidak lengkap dan 22 berkas (11,2) lengkap, pada orang yang dapat
dihubungi mayoritas dijumpai sebanyak 123 berkas(86,2) tidak lengkap dan 27
berkas (13,8) lengkap, pada nomor rekam medis mayoritas dijumpai 125 berkas
(100%) lengkap dan pada usia mayoritas dijumpai 125 berkas (100%) lengkap.
4.2.2 Pembahasan
Setelah dilakukan
penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang pengisian
identitas pasien baru rawat jalan terhadap kelengkapan berkas rekam medis di RSUD.SIPIROK
tahun 2014 dengan dan 125 berkas maka dapat disimpulkan :
4.2.3
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Pengisian Identitas Pasien Baru
Rawat Jalan Terhadap kelengkapan Berkas
Rekam Medis.
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan petugas dapat
dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan sedang yaitu sebanyak (60%),
berpengetahuan baik sebanyak (30%) .
Pengetahuan
adalah segala sesusatu yang diketahui mengenai sesuatu. Lebih
jelasnya,pengetahuan merupakan hasil dari tauhu,dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan
telinga, pengetahuan atu kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Menurut
asumsi penulis bahwa responden pada umumnya berpengetahuan baik yakni
disebabkan karena peran dan fungsi penginderaan dimana seseorang dapat mencapai
atau menerima stimulus dari suatu objek tertentu, dari yang tidak tahu menjadi
tahu atau muncul pengetahuan baru dari suatu objek.
4.2.4
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Pengisian Identitas Pasien Baru
Rawat Jalan Terhadap kelengkapan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur.
Dari hasil penelitian dapat
di lihat bahwa <30 tahun mayoritas berpengetahuan sedang di jumpai sebanyak
30%. Pada umur 30-45 tahun di jumpai 20% yang berpengetahuan baik.
Hal ini sesuai dengan teori yang di
ungkapkan oleh Hurlock bahwa seseorang semakin dewasa semakin mencapai puncak
pretasinya pada usia petengahan tiga puluh tahun yang merupakan masa dewasa
dini, sedangkan pada masa usia madya 40-60 tahun ditandai dengan
perubahan-perubahan jasmani dan mental, biasanya terjadi penurunan fisik,
sering pula diikuti penurunan daya ingat.
Jadi,menurut asumsi
penulis bahwa adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan di lapangan.
Pada umur 30-45 tahun petugas rekam medis itu mencapai pengetahuan yang baik
dikarenakan pengalaman yang cukup lama,
kesimpulannya semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan yang di
perolehnya.
4.2.5
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Pengisian Identitas Pasien Baru
Rawat Jalan Terhadap kelengkapan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian dapat
dilihat bahwa pada pendidikan SMA dijumpai berpengetahuan sedang sebanyak 70%.
Dan pada pendidikan D-III di jumpai 30% yang berpengetahuan baik.
Hal ini kemungkinan
dipengerahu pendidikan oleh tingkat dimana semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya orang yang memiliki pendidikan
tinggi biasanya lebih banyak memperoleh informasi,bimbingan dan araha dari staf
pengajar dan dosen yang bermutu.
Menurut asumsi penulis,
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan atau perubahan
kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang terhadap
pekerjaannya,terhadap individu,terhadap kelompok ataupun masyarakat.
4.2.6
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Pengisian Identitas Pasien Baru
Rawat Jalan Terhadap kelengkapan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Lama Bekerja.
Dari hasil penelitian dapat
dilihat bahwa pada lama bekerja <5tahun terdapat 20% yang berpengetahuan
sedang 10%.
Berdasarkan data di
atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan sangat mempengaruhi tingkat
pengetahuan petugas rekam medis. Dalam hal ini terdapat kesenjangan fakta dan
teori notoadmojo yang mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang sangat
berharga dan pengalaman merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Menurut
asumsi penulis, bahwa lama pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan petugas rekam
medis yang di pengaruhi faktor umur dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan
pemikiran Suparlan yang mengatakan bahwa pengetahuan petugas rekam medis itu
hasil dari upaya pemikiran, penelitian atau penyelidikan yang cermat sehingga
kebenaran dapat diyakini.
4.2.7
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Pengisian Identitas Pasien Baru
Rawat Jalan Terhadap Kelengkapan Berkas Rekam Medis Di RSUD.SIPIROK Tahun 2014.
Dari hasil penelitian 125
berkas rekam medis pasien baru rawat jalan dapat dilihat bahwa kelengkapan
berkas rekam medis dilihat dari pengisian identitas pasien baru rawat jalan yang terdiri dari nama
lengkap,alamat lengkap,orang yang dapat dihubungi,nomor rekam medis,dan usia
hanaya nomor rekam medis dan usia pasien yang diisin lengkap secara keseluruhan.
Sedangkan nama lengkap, alamat lengkap, dan orang yang dapat dihubungi hanya
sedikit yang lengkap.
Menurut asumsi bahwa
tidak lengkapnya pengisian identitas pasien baru rawat jalan dikarenakan budaya
kerja yang kurang mementingkan pengisian identitas pasiean dengan lengkap
sesuai dengan prosedur tetap yang ada di rumah sakit tersebut.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil Penelitian yang dilakukan di RSUD Sipirok maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Petugas yang memiliki pengetahuan baik
terhadap Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Dalam Pengisian Berkas Rekam Medis adalah 30%.
2.
Petugas yang memiliki pengetahuan yang
buruk terhadap Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Dalam Pengisian Berkas
Rekam Medis adalah 60%.
3.
Ketepatan Petugas yang memiliki Tingkat
Pengetahuan Petugas Rekam Medis Dalam
Pengisian Berkas di RSUD Sipirok yang
tepat adalah 20%.
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
- Petugas Rekam Medis khususnya petugas pendaftaran pasien baru untuk menjalankan prosedur tetap yang telah ada, diharapkan pimpinan Rumah Sakit lebih meningkatkan dukugan petugas melalui penetapan kebijakan-kebijakan dalam mengatur kegiatan rumah sakit degan cara penetapan prosedur kerja yang jelas, sarana yang memadai dan sebagainya sehingga petugas kesehatan mampu melaksanakan tugasnya degan baik.
- Perlu peningkatan pengetahuan Petugas Rekam Medis melalui Peningkatan frekuensi pelatihan dan bimbingan teknis terhadap uraian tugas dan kegiatan –kegiatan yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSUD.Sipirok.
- Dan Penyimpanan Berkas Rekam Medis perlu di perbaharui karna Lemari berkas Rekam Medis Sangat kecil dan perlu Lemari yang lebih memadai.
DAFTAR
PUSTAKA
Hatta, Gemala
R.2009. Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta :UI-Press
Hazimah, 2001.Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu.
Dikutip pada tanggal 11 Maret 2011. Dari http:/hazimah-unipdu.blogspot.com/2011/03/faktor-faktor
yang-mempengaruhi-mutu-html.
Huffan, Edna K.1999. Health Information Management. Jakarta :
Erkadius
Mathis dan Jacson.2002. Kinerja Petugas Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S.2003. Tingkat Penghetahuan. Jakarta : Rineka
Cipta
Parmenkes
No.269/menkes/per/III/2008 tentang rekam medis
Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.
1997. Revisi I.
Jakarta : Departemen Kesehatan
Petunjuk
Teknis Penyelengaraan Rekam Medis Rumah Sakit.
1991.
Jakarta
: Departemen Kesehatan
Suharsimi, Arikunto.1998. Prosedur
Penelitian –suatu Pendekatan
Praktik.
Jakarta :Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar